Tugumalang.id – Pemkot Batu mengajukan Desa Torongrejo di Kota Batu sebagai sentra pengembangan bawang merah. Ini akan menjadi program unggulan dalam Evaluasi Kinerja Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten dan Kota se-Indonesia Tahun 2023.
Saat ini, pengajuan itu sedang dinilai dalam rentang waktu mulai 15 Januari 2024 hingga 23 Februari 2024 oleh Kelompok Kerja Tim Pengendalian Inflasi Pusat bersama praktisi dan akademisi.
Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai menuturkan, bahwa program unggulan ini diajukan untuk menjawab tingginya volatilitas harga bawang merah yang selalu terjadi di setiap tahun. Ini menjadi faktor tejadi potensi inflasi yang tinggi.
Baca Juga: Pj Wali Kota Malang Kembali Gelar Pasar Murah, Efektif Redam Kenaikan Harga
Dengan program ini, diharapkan akan menstabilkan harga bawang merah, terutama di tingkat konsumen, khususnya di Kota Batu. Pengembangan bawang merah di Desa Torongrejo ini merupakan kerjasama multi-pihak dengan pemberdayaan Gapoktan Torong Makmur Desa Torongrejo.
Dalam praktiknya akan melibatkan 10 kelompok tani dan sekitar 400 petani. Kerja sama pertama yang akan dilakukan pasca panen menggandeng PT Tunas Kota Malang. Mereka bertugas menjamin penjualan hasil panen dari petani dengan harga menguntungkan.
Baca Juga: 5 Daerah Penghasil Bawang Merah di Jawa Timur
Sementara, kerja sama untuk penelitian dan pengembangan akan dilakukan bersama BRIN yang akan memberi pendampingan teknologi pengembangan bawang merah dari benih TSS (True Shallot Seed).
Aries menegaskan untuk ketersediaan benih, Kelompok Tani Torong Makmur juga melaksanakan kerja sama dengan Bank Indonesia Wilayah Kerja Malang dengan hibah bantuan Benih Bawang Merah Varietas Tajuk sebanyak 4000 kilogram benih bawang merah untuk ditanam.
Harapannya, Desa Torongrejo mampu menjamin ketersediaan pasokan bawang merah. Hal ini karena bawang merah menghasilkan daun bawang yang dipanen 2 bulan sekali dan umbi bawang merah setiap 4 bulan sekali.
Dari panen bawang merah, harga bawang merah secara rata-rata tahunan tumbuh sebesar -0,28 persen dengan pertumbuhan terendah pada Bulan Maret 2023 sebesar -0,39 persen dan tertinggi sebesar 0,35 persen.
”Dari Pengembangan Kawasan Bawang Merah ini, Kota Batu menjamin ketersediaan komoditi bawang merah dan terbukti mampu menekan angka inflasi dengan besaran -0,28% secara rata-rata (periode Januari-November 2023),” jelas Aries.
Aries berharap progam ini bisa memberi pengaruh maksimal mengingat dampak yang ditimbulkan sangat signifikan. Terutama meningkatkan penilaian TPID Kota Batu dibanding tahun 2022 di Peringkat 9 se Jawa Bali dengan peroleh nilai 59,81.
“Kita berharap hasil evaluasi kinerja TPID Kota Batu Tahun 2023 semakin meningkat dibanding Tahun 2022, kita diperingkat 9 dengan point 59,81,” ungkap Aries.
Lebih lanjut, Aries berharap kinerja TPID di Tahun ini membawa dampak secara langsung di masyarakat. Caranya dengan mengembangkan inovasi dan kolaborasi dengan berbagai pihak.
”Saya berharap nanti ditingkatkan inovasi dan kolaborasi sehingga dampaknya semakin dirasakan oleh masyarakat,” harapnya.
Baca Juga Berita tugumalang.id di Google News
Reporter : M Ulul Azmy
Editor: Herlianto. A