Tugumalang.id – Pelan tapi pasti, pembenahan Kayutangan Heritage yang digaungkan Wali Kota Malang, Sutiaji, berdampak pada geliat ekonomi warga setempat.
Munculnya beberapa kafe, pedagang kopi keliling, ornamen di sepanjang pedestrian hingga berbagai fasilitas publik menjadi magnet yang menghidupkan kejayaan Kota Malang tempo dulu di Jalan Basuki Rahmat tersebut.
Kayutangan terus dipercantik sebagai pusat strategis Kota Malang, Jawa Timur. Selain dekat dengan tempat ibadah, wisata, pusat perbelanjaan, hiburan, event-event besar juga kerap digelar di kawasan tersebut. Apalagi, setiap event yang digelar akan menggandeng pelaku UMKM setempat.
“Sekarang Kayutangan mulai ramai, banyak pengunjung dari luar. Apalagi Sabtu-Minggu. Alhamdulillah ini berdampak (pada usaha saya). Kalau ada event semakin banyak yang laku,” ujar Sujiatin, 58, warga Jalan Basuki Rahmat Gang 2.
Kesehariannya, Sujiatin menjual kuliner tradisional. Salah satu yang paling laris manis adalah jamu. Per botol, ia jual hanya Rp5 ribu saja. Dirintis sejak 2019, usaha rumahan ini terus berkembang. Bahkan kerap menerima pesanan dari berbagai daerah. Dia berterima kasih kepada Wali Kota Malang, Sutiaji, berkat perubahan di area Kayutangan.
“Kemarin ada yang pesan 50 botol dibawa ke Bali. Sehari bisa bikin 45-50 botol, tergantung pesanan. Tapi kalau ada event bisa menyiapkan 60 botol,” sambungnya.
Senada, Dewi Indatanti, warga Jalan Kauman yang berjualan produk makanan minuman ini menuturkan bahwa Pemkot Malang kerap mewadahi pelaku usaha melalui event-event besar yang dihelat di Kayutangan.
“Jadi dari grup UMKM selalu memunculkan event di sini (Kayutangan). Kalau ada event saya selalu ikut. Alhamdulillah pendapatan semakin meningkat daripada kemarin-kemarin yang sempat turun karena pandemi,” tukasnya.
Terlebih, tambah dia, para pelaku usaha kerap kali mendapat pelatihan dan pendampingan dari dinas-dinas terkait untuk memaksimalkan penjualan. “Karena kadang kita tidak tahu harus seperti apa, melangkah bagaimana. Kalau tidak ada pendampingan kita tidak tahu,” tukas Dewi.
Sejak awal mula penataan, Kayutangan Heritage memang mendapat banyak perhatian dari banyak pihak. Terlepas dari pro kontra yang ada, pembenahan kawasan ini justru mendapat perhatian dan apresiasi dari pemerintah pusat hingga World Bank atau Bank Dunia.
Dalam kunjungannya pada Juni 2022 lalu, Direktur Pengembangan Kawasan Permukiman (PKP) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI, Wahyu J Kusuma; Direktur Perumahan dan Kawasan Permukiman Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) RI, Tri Dewi Virgiyanti; serta Country Director World Bank for Indonesia and Timor Leste, Satu Kristina Jyrintytar Kahkonen terkesan dan memberikan apresiasi positif.
Menurut Wali Kota Malang, Sutiaji, sebelum tahun 2020 kawasan Kayutangan Heritage masih belum terkonsep dengan rapi seperti sekarang ini.
“Sekarang banyak yang minat mau ke Kayutangan. Saya pernah ketemu (pengunjung) ada yang dari Bandung. Katanya di sini enak. Makanan enak, murah, ndak panas,” jelas orang nomor satu di Kota Malang itu.
Ke depan, pihaknya berkomitmen untuk terus berbenah khususnya dalam penataan kawasan Kayutangan Heritage. Ia juga berharap seluruh elemen turut berperan dalam penataan ekosistemnya.
“Ini harus dikuatkan. Malang punyanya rakyat, jadi ayo bareng-bareng mana yang kurang baik diperbaiki,” sambung pria yang akrab disapa Sam Sutiaji itu.
Ke depan, pihaknya tengah menyusun event-event strategis di kawasan itu. Penataan kantong parkir juga turut menjadi prioritas Pemkot Malang guna memberikan kenyamanan akses jalan wisatawan maupun warga Malang.
Dengan begitu, rencana pengembangan karakteristik Kayutangan sebagai Malang City Heritage akan segera terwujud seiring dengan bangkitnya geliat perekonomian para pelaku usahanya.
Reporter: Feni Yusnia
Editor: Herlianto. A