Tugumalang.id – Seorang nelayan bernama Hamit Ali Irfani (30) diduga tenggelam di Bendungan Sutami yang berada di wilayah Dusun Kecopokan, Desa Senggreng, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Dugaan ini muncul karena korban tidak pulang dari mencari ikan pada Selasa (28/3/2023).
Kaur Keuangan Desa Senggreng, Sumarno, mengatakan korban awalnya berangkat bekerja mencari ikan pada pukul 10.00 WIB seperti biasanya. Korban memiliki kebiasaan pulang pukul 15.00 WIB. Namun, hingga pukul 16.00 WIB, korban masih belum pulang.
“Ayahnya (korban) menelepon tidak bisa. Ayahnya kemudian mencari (ke bendungan) dengan perahu. Tahu-tahu perahu (korban) sudah di tengah, anaknya tidak ada,” ujar Sumarno, saat ditemui, Rabu (29/3/2023).
Perahu korban diketahui berisi jala yang sudah diikat untuk dibawa pulang dan tas yang berisi rokok serta handphone. Dayung milik korban juga terlihat terpisah dari perahunya.
Tidak ada yang mengetahui pasti bagaimana korban bisa terjatuh dan tenggelam. Pada saat itu, korban bekerja sendirian dan tidak ada saksi mata di sekitar lokasi.
Warga yang mendengar kabar ini kemudian ikut mencari korban bersama dengan relawan. “Tadi malam dicari oleh tim SAR, nggak ketemu, lalu diberhentikan jam 23.00 WIB,” kata Sumarno.
Ketua SAR Awangga, Budi Santoso, mengatakan terdapat sekitar 70 orang relawan dari berbagai instansi yang turun untuk membantu mencari korban. Mereka dibagi menjadi lima tim Search and Rescue Unit (SRU). Di samping itu, tim penyelam dari Perum Jasa Tirta juga ikut membantu mencari korban.
“Rekan-rekan sedang melakukan pencarian dan penyisiran di kanan kirinya,” kata Budi.
Pencarian dipusatkan di titik yang diduga tempat korban terjatuh, hingga radius 50 meter. Menurut Budi, tidak ada arus deras di bendungan tersebut sehingga kemungkinan korban tidak hanyut jauh dari titik jatuh.
“Karena arus di bawah tidak terlalu deras sehingga dipusatkan di situ dulu. Nanti sambil menunggu perkembangan yang nyelam,” kata Budi.
Kendala yang dihadapi tim saat ini adalah banyaknya sampah di bendungan yang memiliki kedalaman 20 meter ini. Sampah tersebut berupa bambu bekas keramba yang sudah lapuk.
“Kendalanya kedalaman kurang lebih 20 meter dan itu banyak sampah. Terutama bambu bekas keramba yang sudah lumutan. Itu kan tenggelam, nggak ngapung lagi. Di situ banyak berserakan bambu,” kata Budi.
Reporter: Aisyah Nawangsari
Editor: Herlianto. A