MALANG, Tugumalang.id – Pernahkah kamu berpikir bagaimana jika dunia nyata dan dunia virtual digabung? Nah, itulah yang disebut metaverse. Pada artikel ini, kita akan mendalami apa itu metaverse, serta potensi dan strategi pemasaran yang dapat dilakukan perusahaan di era metaverse.
Pembicaraan tentang metaverse telah tersebar luas selama beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2021, Facebook mengubah namanya menjadi Meta, sejalan dengan ambisi Mark Zuckerberg selaku CEO untuk menghidupkan metaverse.
Saat ini, biaya yang dikeluarkan untuk pemasaran metaverse masih tergolong rendah dibandingkan dengan pemasaran tradisional. Oleh karena itu, hal tersebut merupakan peluang bagi pelaku bisnis untuk menggaet Generasi Milenial dan Generasi Z sebagai konsumen potensial masa kini.
Baca Juga: Rektor ITN Malang: 2 Tahun ke Depan Metaverse Jadi Trend di Dunia Pendidikan
Apa Metaverse Itu?
Secara sederhana, metaverse adalah gabungan dari dasar realitas virtual yang berbeda dari lingkungan, dunia, atau tempat tertentu. Orang seakan membayangkan dirinya sedang berada di dunia nyata, namun faktanya di ranah online.
Konsep metaverse bermula dari industri gaming dan sekarang pengaplikasiannya sudah diterapkan di berbagai industri. Dunia virtual tersebut kini sudah menjadi strategi pemasaran pada industri hiburan, pendidikan, dan masih banyak lagi.
Perkembangan metaverse bukan hanya sekedar tren, ini merupakan revolusi dalam cara kita bermain, bekerja, dan berinteraksi dengan konten digital. Bisnis dapat memanfaatkan pemasaran metaverse untuk meningkatkan kehadiran merek dan terhubung dengan audiens pada level baru.
Baca Juga: Tatap Masa Depan, ITN Malang Luncurkan Metaverse & Immersive Technology Center
Strategi Pemasaran Metaverse
1. Menentukan Tujuan Pemasaran
Pelaku bisnis harus memahami betul mengapa mereka ingin menjadi bagian dari pemasaran metaverse. Apakah untuk meningkatkan kesadaran merek, memposisikan merek dan menghasilkan respon positif, atau meningkatkan loyalitas.
2. Identifikasi Platform yang Sesuai
Ada banyak platform metaverse untuk melihat mana yang berhasil dengan strategi pemasaran perusahaan, seperti Roblox, Minecraft, Decentraland, Fortnite, dan masih banyak lagi. Misalnya, merek mewah Gucci bermitra dengan Roblox dan meluncurkan versi metaverse dari pameran Gucci Garden dunia nyata.
3. Rancang Pengalaman Menarik bagi Target Audiens
Perusahaan perlu menentukan keseimbangan ideal antara iklan asli, pengalaman audiens, dan aktivasi dunia nyata untuk melengkapi metaverse. Sebagai contoh, brand sepatu olahraga Nike bekerja sama dengan Roblox untuk membangun peta Nikeland yang tampilannya mirip dengan dunia nyata. Bukan hanya itu, pengguna dapat mencoba produk-produk Nike melalui avatar mereka.
4. Kolaborasi dengan Kreator Digital
Fasilitas platform metaverse berupa creator economy, memungkinkan merek berkolaborasi dengan kreator. Sebagai brand ambassador, kreator akan menciptakan hubungan autentik antara audiens dengan merek, sehingga mendorong keterlibatan dan loyalitas.
5. Tingkatkan Loyalitas Pelanggan
Metaverse tidak dapat menggantikan sistem pemasaran yang ada, melainkan memperkuatnya. Pemasar harus menciptakan strategi real-time agar loyalitas pelanggan tetap bertahan di tengah banyaknya pilihan tak terbatas bagi konsumen. Hal ini dapat dicapai melalui lingkaran pengetahuan, komunikasi, dan interaksi 24/7.
Saat ini, banyak pelaku bisnis yang masih berkutat pada pemasaran 5.0 berupa penggunaan platform digital. Namun, bukan berarti pemasaran 6.0 memasuki era metaverse yang masih berada di tahap awal pengembangan tidak dijalankan secara sadar sebagai konsep pemasaran baru dan membuka peluang besar bagi perusahaan.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Penulis: Evi Tsabita Aprillia (Magang)
editor: jatmiko