BATU – Realisasi pembangunan moda transportasi kereta gantung di Kota Batu di tahun 2022 ini rupanya gagal terealisasi. Padahal, mega proyek strategis nasional senilai investasi mencapai Rp 300 miliar itu sudah masuk Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Batu tahun 2017-2022.
Terbaru, megaproyek ini rupanya masih perlu harus ditinjau ulang. Kepala Bagian Bappelitbangda Kota Batu Herawan Susetya membenarkan jika proyek kereta gantung ini masih perlu ditinjau ulang. Ini mengingat pembangunannya murni menggunakan dana APBN.
Meski begitu, Pemkot Batu tetap mengupayakan proyek ini bisa dimulai di tahun ini. ”Insya Allah tetap jalan, tapi sudah tidak masuk RPJMD karena tidak mungkin selesai di tahun ini. Apalagi jabatan Wali Kota tahun Desember nanti sudah selesai,” kata Herawan, Jumat (18/3/2022).
Selain itu, mengingat proyek ini adalah proyek strategis nasional, maka kata Herawan harus dievaluasi lagi. Apalagi jika ditimbang lagi soal kajian regulasinya. Selama ini, belum ada moda transportasi kereta gantung di Indonesia sebelumnya.
”Itu (kajian regulasi, red) masih digodok juga di tingkat pusat. Kami sadar ini proyek yang penuh tantangan dan resiko tinggi. Meski begitu, kami tetap optimis,” ujarnya.
Sebelumnya, progres megaproyek ini memasuki penyusunan timeline Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KBPU) telah dimulai. Progres terakhir yaitu penyelesaian dokumen studi kelayakan oleh perusahaan konsorsium yang dibentuk oleh PT INKA.
Setelah selesai, penetapan dokumen oleh PJPK (Penanggung Jawab Proyek Kerjasama) akan difasilitasi oleh Kementerian Perhubungan. Namun ternyata progresnya mandek disini. ”Kalau ditarget realistis ya bisa selesai di tahun 2024,” harapnya.
Hal senada dikatakan Wali Kota Batu bahwa progres wacana ini memang masih harus menunggu kajian final soal regulasi kereta gantung ini dari pemerintah pusat. Kata Dewanti, pematangan regulasi ini penting mengingat soal keselamatan, teknis pembangunan dan lain-lain.
”Semua sedang digodok, karena juga berkaitan soal keselamatan, teknis pembangunan dan lain-lain. Soal ini kan gak ada contohnya. Jadi kita memang masih menunggu,”
Dewanti percaya jika mega proyek ini bermanfaat bagi Kota Batu, terutama untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor pariwisata. ”Minta doa dan dukungannya saja agar proyek ini bisa terwujud,” harapnya.
Terpisah, sebelumnya Wakil Ketua Komisi C DPRD Kota Batu Didik Machmud meminta Pemkot Batu terus aktif menjemput bola terkait kepastian regulasi dari Kemenhub. Jika memang sudah mentok, Didik menyarankan agar megaproyek ktu dihapus saja dari RPJMD.
”Saya harap dalam 2 bulan ini Pemkot Batu lewat Bappelitbangda aktif menanyakan kepastiannya. Kalau memang tidak kunjung jelas, lebih baik dihapus,” tegas dia.
Didik sendiri secara terus terang mengaku pesimis dengan realisasi megaproyek yang telah mencuat sejak era kepemimpinan mantan Wali Kota Batu Eddy Rumpoko ini. Pasalnya, secara anggaran dan jangka pembangunannya butuh waktu lama.
”Belum lagi mikir kontur lokasi, tiang pancang, alur rutenya kan masih perlu pertimbangan jelas. Jadi gak mungkin bisa dicapai dalam waktu setahun ini,” pungkasnya.
Sebelumnya, untuk rencana kereta gantung sendiri direncanakan terbagi menjadi 2 rute. Pertama yakni rute Lor Brantas meliputi Selecta, Putuk Gendero, Puncak Kalindra, Coban Talun dan Bukit Jengkoang.
Kedua, rute Kidul Brantas meliputi Sengkaling, Jatim Park 3, Gangsiran Puthuk, Jatim Park 2, Kusuma Agrowisata, Gunung Seruk, Pos Pendakian Gunung Panderman, dan Gunung Punuk Sapi. Kedua rute ini tidak saling terhubung. Panjang rute yang akan dibangun mulai 3,5 km hingga 15 km.
Reporter: Ulul Azmy
editor:jatmiko
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugumalangid , Facebook Tugu Malang ID ,
Youtube Tugu Malang ID , dan Twitter @tugumalang_id