MALANG, Tugumalang – Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN) Malang patut berbangga. Pasalnya, salah satu mahasiswanya terlibat dalam perhelatan Annual International Conference On Islamic Studies (AICIS) ke-21 di Bali sebagai panelis.
Mahasiswa tersebut bernama Arif Khairur Rozaq, mahasiswa Program Pascasarjana Jurusan Manajemen Pendidikan Islam (MPI) UIN Malang. Ia berkesempatan menjadi panelis secara hybrid di meeting room, Four Point Hotel, Bali pada hari ketiga, Kamis(3/11/2022).
Arif menjelaskan, agenda pada hari ketiga ini diisi dengan full pararell session. Total, ada tiga sesi pararell yakni session 7, 8 dan 9. Pada kesempatan itu, Arif masuk sebagai panelis di pararell session 7 yang mengusung tema “Pesantren- Based a New Paradigm In Islamic Education”.
Sedangkan tiga panelis lain yang berada dalam satu panel diskusinya berasal dari IAIN Kudus dan pascasarjana UIN Walisongo, Semarang.
“Isu utama yang saya angkat dalam diskusi adalah penggabungan madrasah dan pesantren, menjadi Madrasah Pesantren, baik dengan integrasi sistem, kolaborasi dan adopsi nilai-nilai pesantren dalam pendidikan di madrasah,” ujar.
Sehingga, tambah Arif, lembaga tersebut dapat mendekati kesempurnaan. Sebab, menggabungkan modernisasi administrasi, pendidikan nasional, dengan tradisi keilmuan Islam pesantren yang telah menjadi sejarah dalam budaya Islam di Indonesia.

Lebih lanjut, panelis menggunakan lokasi dari berbagai jenjang pendidikan madrasah mulai dari MI, MTs, hingga MA sebagai bagian dari alat analisis fenomena yang diamati.
Dari analisis itu, hasilnya ditemukan bentuk-bentuk keterpaduan dalam bidang akademik keilmuan dalam satu paket pengelolaan madrasah dan ponpes.
Seperti, peningkatan bahasa asing dan pengembangan multiple intelligences, bentuk kerjasama madrasah dengan lingkungan madrasah dan penerapan manajemen segregasi sebagai sistem di ponpes, hingga adopsi ponpes nilai-nilai agama ala sekolah dalam pendidikan madrasah.
Melalui penguatan budaya Islam berdasarkan sistem nilai pesantren, kata dia, madrasah berbasis pesantren akan berhasil mengembangkan pendidikan yang tidak berhenti pada didaktik formal.
Tetapi, juga membentuk budaya Islam yang mampu menghasilkan umat Islam yang berkualitas, baik secara intelektual maupun spiritual.
Diketahui, AICIS tahun 2022 yang diselenggarakan Ditjen Pendidikan Islam Kemenag RI ini diselenggarakan di dua tempat. Usai pembukaan di Mataram pada 20 Okrober 2022, konferensi ini dilanjutkan di Bali pada 1 – 4 November 2022.
Sebab itu, kegiatan ini melibatkan ratusan dosen maupun mahasiswa pilihan dari Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri seluruh Indonesia, selain itu ada juga peserta dan pembicara dari luar negeri.
Konferensi ini juga akan diisi berbagai macam kegiatan akademik yang dapat menginspirasi sarjana Islam dalam melakukan pendekatan kajian Keislaman.
Nantinya, sebagai bagian dari upaya ilmiah, artikel-artikel yang dibahas dalam panel AICIS ini akan dipublikasikan dalam jurnal ilmiah baik di tingkat nasional maupun internasional.
Reporter: Feni Yusnia
editor: jatmiko