MALANG, tugumalang.id – Sebagai salah satu perguruan tinggi berkualitas, STIE Malangkucecwara (ABM) rupanya tak hanya menjadi sasaran menuntut ilmu, namun bak ‘rumah kedua’ bagi mahasiswa asing.
Hal itu dirasakan Hiyori Shiobara, bersama Hanako Matoba dan Rin Mizumachi. Ketiganya merupakan mahasiswa asal Kanda University of International Studies Jepang yang mengikuti program pertukaran mahasiswa asing di STIE Malangkucecwara selama satu tahun.

“Hari pertama saya sangat karena semua yang ada disini sangat berbeda dengan Jepang. Tapi setiap hari ada hal baru, saya sangat senang. Teman dan guru (dosen) disini sangat baik, kenangan disini harta berharga,” kata Hiyori dalam Pelepasan Mahasiswa Pertukaran Pelajar (Student Exchange) dan Magang ke Jepang dan Penutupan Program BIPA (Student Exchange) dari Jepang 2023 di ruang ABM Hub, Senin (3/7/2023).
BACA JUGA: Internasionalisasi PT, STIE Malangkucecwara Lepas Mahasiswa Student Exchange dan Magang ke Jepang
Hiyori melanjutkan, selama belajar satu tahun di STIE Malangkucecwara, ia mendapat banyak perhatian dan dukungan. Terutama bisa memperluas wawasan kebudayaan dan bahasa indonesia.
“Dari dulu saya ingin jadi guru Bahasa Jepang di Indonesia,” jelas perempuan dengan tugas akhir tentang perubahan motivasi belajar bahasa jepang di SMA Dempo itu.
Sementara Hanako mengatakan ketertarikannya menulis tugas akhir tentang hubungan konsep kafe dengan karakter pelanggan kafe di Kota Malang.
“Saya ingin menulis tentang budaya di Indonesia seperti kopi, budaya kopi ini juga terkenal di Jepang. Saya ingin mengetahui langsung ternyata anak muda yang lebih banyak ngopi di Malang,” imbuhnya

Rin melanjutkan, selama satu tahun ia menemukan ketertarikan dengan pencak silat sebagai salah satu budaya Indonesia yang mengesankan.
“Saya menulis tentang deskripsi minat pemilihan pencak silat di Malang. Februari lalu saya sempat ikut pencak silat, saya pengen coba lalu saya suka. Sehingga saya putuskan menulis pencak silat itu,” tukas mahasiswa semester 7 tersebut.
Di sisi lain, Ketua Kantor Urusan Internasional (KUI) STIE Malangkucecwara Dwi Nita Aryani MM PhD menjelaskan student exchange program BIPA ini bagian dari kegiatan STIE Malangkucecwara sebagai perguruan tinggi swasta yang unggul bertaraf internasional.
“Sebagai perguruan tinggi yang baik yang mampu bersaing dengn PTN, yang bisa menghasilkan mahasiswa berprestasi. Salah satunya pengiriman mahasiswa kita ke negara lain dan juga mahasiswa Jepang mengirim mahasiswa ke sini untuk belajar,” bebernya.

Menurut Ketua STIE Malangkucecwara Drs Bunyamin MM PhD, kolaborasi dengan Kanda University of International Studies Jepang sudah berlangsung panjang dan berkelanjutan, tepatnya lebih dari 20 tahun.
“Kolabroasi dengan Kanda University sudah 21 tahun, ini hubungan yang luar biasa terpelihara. Jadi bentuk jalinan kerja sama dengan mereka, kita harus ada aktivitas dulu selama 10 tahun baru kita bisa ber-MoU untuk 10 tahun ke depan,” tukasnya,
Tak hanya Jepang, STIE Malangkucecwara juga getol melakukan sinergi dengan berbagai kampus asing lainnya, baik di Asia maupun Eropa. Capaian ini merupakan satu target yang peru dicapai sebagai kampus bertaraf internasional.
“Terlebih, di Jatim ada 356 perguruan tinggi, sangat jarang kampus swasta yang memiliki kerjasama seperti kita, apalagi yang punya student exchange dan magang di luar negeri. Khususnya perguruan tinggi yang bekerja sama dengan Erasmus+ seperti STIE Malangkucecwara masih sedikit. Jadi ini capaian luar biasa,” tutupnya.
BACA JUGA: Berita tugumalang.id
Reporter : Feni Yusnia
editor: jatmiko