Tugumalang.id – Pembahasan soal Kode Etik Jurnalistik (KEJ) sering kali diangap membosankan, padahal itu sangat penting. Karena itu menjadi koridor bagaimana wartawan harus bekerja menulis berita. Demikian paparan Sudjatmiko, redaktur Tugumalang.id, saat mengisi acara pembekalan peserta magang dari Universitas Brawijaya (UB) Malang pada Senin (10/4/2023).
Menurut pria yang kini tinggal di Mojokerto itu, kerja wartawan adalah kerja profesional, makanya harus diikat oleh kode etik sebagai wujud dari keprofesionalannya. “Ini sama dengan beberapa kerja profesional lainnya yang memiliki kode etik,” kata dia.
Kode etik ini, lanjut wartawan senior itu, ditetapkan melalui keputusan Dewan Pers sebagai lembaga yang diamanahkan oleh UU 40 tahun 1999 tentang Pers.
Ada sebelas pasal KEJ yang dibahas secara rinci oleh pria yang akrab disapa Miko tersebut. Di antaranya soal independensi wartawan dalam menulis berita. Bahwa wartawan dalam merakit berita harus independen dari siapa pun bahkan dari pemilik media itu sendiri. “Wartawan tidak boleh diintervensi oleh siapa pun, jadi tegas ya di pasal satu ini,” kata dia.
Kemudian wartawan harus profesional, menghormati privasi narasumber dan tidak boleh menyuap. “Wartawan tidak boleh menyogok narasumber hanya agar dia mau berbicara,” katanya.
Wartawan tidak boleh beropini dalam menulis berita, melainkan harus menulis sesuai dengan fakta. Tidak boleh membuat berita bohong dan mengandung kesadisan. Untuk kasus asusila, identitas pelakunya harus disembunyikan. Tidak boleh menyalahgunakan profesinya dengan menerima suap.
Wartawan memiliki hak tolak untuk melindungi identitas narasumbernya untuk berita-berita yang sensitif. Tidak boleh diskriminatif. Menghormati kehidupan pribadi narasumber. Segera meralat jika terjadi kesalahan penulisan. Dan terakhir, memberikan hak jawab secara proporsional.
Selain itu, Miko juga mengatakan bahwa sebenarnya kode etik jurnalistik tidak hanya bermafaat bagi wartawan tetapi juga bermanfaat bagi para pegiat media sosial.
“Kode etik ini bukan hanya untuk jurnalistik, tetapi juga untuk para Facebookers, Youtubers, dan pengguna Twitter,” ujar pemateri berkacamata tersebut.
Penulis: Savira Nurul Auliyah (Magang)
Editor: Herlianto. A