TuguMalang.id – Selain apel, Kota Batu juga punya potensi lain dari sektor pertanian yang unik. Kota Batu juga menjadi produsen buah di Jawa Timur yang lain daripada yang lain, yaitu buah kesemek. Namanya kesemek glowing.
Buah Kesemek khas Kota Batu ini berbeda dengan kesemek pada umumnya yang kita kenal berukuran kecil dan berselimut bedak putih. Kesemek yang ini ukurannya lebih besar dengan tampilan tanpa bedak putih. Lebih kinclong, bersinar. Oleh karena itulah buah ini dinamai kesemek glowing.
Usut punya usut, buah kesemek seperti ini hanya ada dibudidayakan para petani di Dusun Junggo, Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji. Buah kesemek glowing ini didapat dari inovasi pemuda bernama Sudarmono (32) atau akrab dipanggil Momon.
Momon sendiri yang menemukan ramuan rahasia untuk menghilangkan getah buah kesemek tanpa menggunakan larutan air kapur. Cara ini digunakan untuk menetralkan kandungan getah pada buah kesemek.
Namun ternyata, larutan air kapur ini yang ternyata membuat buah kesemek terlihat seperti bedak putih. Namun di tangan Momon, buah kesemek ini akhirnya bisa naik kelas. Dimana selama ini hanya beredar di pasar-pasar tradisional hingga kini bisa merambah pasaran internasional dan berjajar di rak-rak toko retail modern
Momon sendiri menjadi petani kesemek sudah lama, melanjutkan jejak ayah ibunya sejak sekira 60 tahun lalu. Sebagai petani muda, Momon berupaya menjajakan ini ke toko-toko retail modern. Namun ditolak karena terlihat kotor.
Hingga akhirnya dia kemudian menemukan cara agar buah kesemek ini bisa tampil cantik. Selain itu, bisa tahan di cuaca panas selama maksimal 10 hari. Butuh sekira waktu tujuh tahun untuk menemuan ramuan alami penghilang getah pada kesemek ini.
”Ramuannya rahasia. Tapi saya jamin aman karena terbuat dari bahan makanan. Itu saya neliti sendiri, coba-coba dan juga sempat gagal berkali-kali,” tuturnya ditemui reporter pada Sabtu (1/5/2022).
Buah kesemek sendiri ternyata sudah ada sejak zaman penjajahan Jepang. Buah ini juga menjadi favorit tentara penjajah waktu itu. Seiring waktu, buah ini menjadi favorit orang China. Di sana buah ini dikenal dengan nama buah Khaki.
Sebab itulah dengan inovasi barunya ini membuat kesemek bisa bersaing di pasaran internasional. Sejauh ini, Momon sudah berhasil mengekspor buah ini hingga ke Malaysia dan Singapura meski dari pihak kedua. Sementara di pasaran lokal, buah ini dikirim ke Surabaya, Jakarta, Denpasar, Banjarmasin, Semarang, Lampung dan Makassar.
Untuk harganya, buah kesemek glowing ini seharga 4 kali lipat dari harga biasanya. Perkilogram bisa dijual seharga Rp 20 – 25 ribu per kilogram buah berkualitas grade A dan Rp 12 – 15 ribu untuk grade B.
Di Jawa Timur, petani buah kesemek hanya ada di Dampit, Kabupaten Malang dan Kota Batu. Di Kota Batu, buah ini banyak ditemukan di Dusun Junggo, daerah terbaik untuk tumbuh kembang kesemek di ketinggian 1.200 mdpl bersuhu 15 – 26 derajat.
Buah kesemek ini bisa dipanen setahun sekali. Dalam sekali panen, bisa menghasilkan hingga 100 ton. Momon bisa mengirim buah hingga 2,5 ton setiap pekannya.
Namun, sejauh ini potensi buah kesemek ini ke luat negeri masih belum tergarap dengan baik. Selama ini, dia hanya bisa melayani permintaan dari pihak kedua. Sebab itu, Momon berharap, Pemkot Batu bisa menangkap potensi ini menjadi peluang.
”Saya optimistis kesemek saya ini bisa bersaing dengan petani luar negeri lain. Tinggal bagaimana pemerintah membuat regulasi membuka pengiriman ke luar negeri itu,” harapnya.
Tampilannya yang unik ini sebenarnya bahkan sudah membuat Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko kepincut. Saking kepincutnya, Dewanti memesan hingga setengah kwintal untuk dikirim ke Ibu Megawati Soekarno Putra, Ketua PDIP Perjuangan.
”Jadi terpesona, karena ayu gak bedakan, tapi glowing. Kinclong kayak perawatan sempurna ini banyak tumbuh Di kota Batu lho. Yang mau sehat, mau berwajah kinclong, Ayo konsumsi kesemek Batu,” komentar Dewanti.
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugumalangid , Facebook Tugu Malang ID ,
Youtube Tugu Malang ID , dan Twitter @tugumalang_id