MALANG, Tugumalang.id – Kuliah sambil bekerja bukanlah perkara mudah. Namun anggapan itu berhasil dipatahkan oleh salah satu mahasiswa Universitas Islam Malang (Unisma). Ia bernama Muhammad Nur Yusuf Abdullah Munir, mahasiswa Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik.
Mulanya, kuliah bukan target utama Yusuf. Lulus SMK, ia ingin langsung bekerja, membantu meringankan beban orangtua dengan menjadi tulang punggung keluarga.
Berjalannya waktu, ia justru mendapat dorongan kuat dari keluarga untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Ada beberapa kampus yang direkomendasikan, akan tetapi Yusuf mantap memilih di Unisma dan berhasil masuk di tahun 2016.
Tak berselang lama menyandang status sebagai ‘mahasiswa’ tahun pertama, Yusuf mendapat penawaran dari tempat praktik kerja lapangan (PKL)-nya semasa sekolah kejuruan di SMKN 6 Malang, yakni PT Sari Bahari.
PT Sari Bahari merupakan perusahaan swasta yang ditunjuk serta mendapatkan ijin untuk memproduksi alat utama sistem senjata dari Kementerian Pertahanan Republik Indonesia. Spesialis bom udara ini juga bekerjasama dengan BUMN seperi PT Pindad atau PT Dahana Subang.
“Saya datangi juga panggilan kerja tersebut, akhirnya saya diterima bekerja. Kemudian, saya menjalankan aktivitas bekerja sembari menyelesaikan studi yang belum selesai,” kata pria yang menjabat sebagai Staff Engineering PT Sari Bahari tersebut.
Baca Juga: Lepas 1.023 Mahasiswa, Rektor Unisma Dorong Ekspansi KSM Tematik Nusantara
Mahasiswa asli Malang ini tak menampik, jika kuliah nyambi bekerja adalah hal yang berat , ia juga sempat ‘keteteran’. Meski begitu, Yusuf tak menyerah. Ia meyakini ini adalah rezeki yang patut disyukuri dan dijalani dengan penuh rasa optimis.
“Alhamdulillah banyak kemudahan yang diberikan kampus, jadi bisa saya mengatur waktu, tetap sesuai prosedur tapi fleksibel. Saya juga mendapat banyak dukungan. Saya percaya kalau Allah ngga akan memberi ujian lebih dari kemampuan hamba-Nya,” tegasnya.
Saat ditanya alasannya memilih Unisma, tak lain karena ingin melanjutkan pendidikan agama yang pernah ditempuh selama 9 tahun duduk di bangku madrasah. “‘Masuk Unisma biar nyambung lagi nilai spiritualitasnya, jadi biar ilmu duniawinya, iya, tapi spiritualnya juga iya. Supaya seimbang,” lanjutnya.
Tak hanya memiliki dosen dan kurikulum pendidikan tinggi yang berkualitas, lanjutnya, Unisma juga memberikan memberikan banyak pelajaran dan pengalaman yang mengesankan.
Kuncinya satu, tambah Yusuf, optimis dan bisa menganalisa situasi. “Soal waktu itu dinamis, jadi ngga bisa kayak jam berapa dan sampai jam berapa untuk kuliah atau kerja. Jadi harus di analisa, pandai-pandainya kita menyesuaikan dengan keadaan yang ada,” terang dia.
Kini, Yusuf menjadi salah satu mahasiswa yang berhasil diterima bekerja sebelum lulus dan diwisuda. Ia berharap, perjuangannya ini mampu menjadi motivasi bagi mahasiswa lainnya.
“Semoga lulusnya saya dari Unisma ini, barokah, bisa menunjang karier saya dan juga bisa jadi motivasi untuk teman-teman yang lain,” tukasnya.
Sementara itu, Wakil Dekan 3 Fakultas Teknik Ir Hj Unung Lesmana MT memberikan apresiasi positif kepada Yusuf. Menurut Unung, kampus selalu berupaya memberikan motivasi kepada mahasiswa untuk menyelesaikan studi tepat waktu, apapun kesibukannya.
“Yusuf ini sesungguhnya sudah ‘unjuring time’ karena dia angkatan 2016 tapi alhamdulillah sejak lama sudah mengajukan skripsi sekaligus penelitian di perusahaan dia bekerja. Bekerjanya juga di perusahaan yang bonafit. Alhamdulillah sangat membanggakan sekali, bangga pula dia bisa membagi waktu antara kuliah dan bekerja,” terang wakil dekan yang juga pembimbing skripsi itu.
Tambah perempuan berhijab ini, tak sedikit lulusan FT yang diterima bekerja sebelum lulus, sekitar 75 persen. Untuk itu, pihaknya berkomitmen mengawal mahasiswa agar dapat menyelesaikan kuliah dengan baik.
“Kebanyakan mahasiswa kami belum lulus sudah kerja, ada dari Teknik Sipil, Mesin, Elektro. Rata-rata ketika setelah selesai program PKL mahasiswa, perusahaan langsung merekrut mereka. Sehingga mereka (mahasiswa) terkendala, tapi alhamdulillah mahasiswa kami walaupun sambil kerja bisa lulus dengan predikat yang sangat baik,” tambahnya.
Rektor Unisma, Prof Maskuri MSi menambahkan bahwa sebagi perguruan tinggi Nahdlatul Ulama (PTNU), Unisma membekali mahasiswa dengan berbagai macam keterampilan melalui berbagai program strategis yang berlandaskan nilai-nilai aswaja.
Terutama di milestone keempatnya dengan menjadi kampus pencetak pengusaha baru atau “entreprenuer university”.
“Semua bekal kami berikan dimana kemandirian diprioritaskan disamping membangun dan menganalisa mereka dalam mengembangkan potensi yang ada,” jelas Prof Maskuri.
Ia berharap seluruh mahasiswa Unisma dapat mengisi waktu dengan berbagai hal yang produktif dalam rangka mengembangkan potensinya di berbagai bidang hingga tingkat internasional. Hal ini tentu akan menjadi bekal bagi mahasiswa sebelum benar-benar terjun di tengah masyarakat maupun dunia kerja.
“Terutama di luar negeri sekalipun. Unisma juga ada program outbound dan inbound dimana mahasiswa harus saling beradaptasi dengan perguruan tinggi lain. Mereka bisa banyak sharing ilmu, menambah wawasan, mengenbangkan wawasan dan membangun jejaring,” tukasnya.
Reporter: Feni Yusnia
Editor: Herlianto. A