MALANG, Tugumalang.id – Peserta Beasiswa INOVASIA yang tergabung dalam program Searching for 100 Social Innovators bertema “Journey The Centre of Innovation” mengikuti kelas ke-4 mentoring bersama Founder The Locals Enablers, Dwi Indra Purnomo pada hari Jumat (26/1/2024) beberapa waktu lalu.
Dalam sesi kelas tersebut, Dwi Indra berbagi tips menjadi socialpreneur kepada peserta program Beasiswa INOVASIA.
Di awal sesi kelas, Dwi Indra mengatakan untuk menjadi socialpreneur yang handal dibutuhkan dua hal yakni imajinasi dan empati.
Baca Juga: Pesan Penting Rektor Unisma pada Wisudawan Periode ke-72, Lulusan Entrepreneur University
Menyampaikan materi tentang Desigin Thinking Lab For Social Innovation, imajinasi menjadi pijikan awal bagi seorang inovator yang bergerak memberi manfaat kepada diri sendiri dan juga masyarakat melalui aktivitas social entreprise.
“Imajinasi adalah sumber daya paling penting diterjemahkan sebagai visi apalagi jika kita sudah punya kekayaan intelektual, network, pengalaman. Tentunya punya bahan baku meramu visi ideal di masa depan,” tutur pria yang juga dosen Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung tersebut.
Imajinasi yang diwujudkan dalam bentuk design thinking menurut Dwi Indra merupak pintu masuk bagi seorang inovator untuk melakukan sebuah inovasi yang memberi dampak nyata kepada lingkungan sekitar.
“Design thinking itu bukan hanya kerangka kerja aja tapi justru mindset-nya. Design thinking itu pintu masuk inovasi,” jelas Dwi Indra.
Ia pun mengibaratkan seorang inovator tanpa imajinasi seperti lulus kuliah bukan takut enggak punya IPK bagus atau pekerjaan, tapi yang lebih menakutkan adalah setelah lulus kuliah justru tidak punya imajinasi.
Baca Juga: Bangun Mindset Entrepreneur, HMJ FEB UNISMA Gelar SAFECOMP 2023
Caption: Dwi Indra Purnomo memaparkan materi Desigin Thinking Lab For Social Innovation pada Kelas Ke-4 Program Beasiswa INOVASIA /Foto: Tangkapan layar Zoom Meeting Kelas INOVASIA
Karena Imajinasi yang menjadi penuntun seseorang untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu dalam berimajinasi melakukan sebuah inovasi juga harus memiliki tujuan yang jelas.
Dwi Indra pun mengajak peserta program Beasiswa INOVASIA yang mengikuti sesi kelas untuk merancang sebuah inovasi dengan imajinasi dan tujuan di masa depan.
Pihaknya menilai sebuah inovasi tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya tujuan yang jelas di masa depan.
“Social entrepeneur itu bikin bisnis sosial untuk menghasilkan inovasi dan dampak sosial untuk menghasilkan kondisi yang lebih baik. Jadi orientasinya itu selalu outcomes,” beber Dwi Indra.
“Bisnis sosial, wadah yang dibentuk seperti INOVASIA hadir untuk menekuni tujuannya. Setiap orang punya tujuannya masing-masing tapi punya irisan yang penting yaitu untuk kebaikan bersama,” imbuhnya.
Selain imajinasi dan tujuan, bagi Dwi Indra yang tak kalah penting dan tidak boleh terlewat dalam membangun social entrepreneur adalah empati.
Karena orientasi bisnis sosial adalah kebermanfaatan kepada masyarakat dalam memecahkan permasalahan-permasalahan yang ada. Maka empati dibutuhkan untuk menggali imajinasi soal inovasi apa yang akan dilakukan.
“Memecahkan masalah sosial bisa didapatkan apabila kita memiliki empati kepada orang lain. Karena empati adalah hal urgent yang perlu dilatih untuk kepekaan kita,” ucapnya.
Melalui empati, seorang inovator dapat melakukan identifikasi nilai, menyampaikan nilai, dan menangkap nilai untuk membuat kebermanfaatan di masyarakat dengan inovasi yang dilakukannya.
BACA JUGA: Berita tugumalang.id di Google News
Penulis: Bagus Rachmad Saputra
editor: jatmiko