Tugumalang.id – Kecelakaan maut yang melibatkan mobil Toyota Fortuner nopol B 1683 TJG terjadi di Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang pada Senin (13/5/2024) petang. Mobil itu masuk jurang dan menewaskan 4 orang penumpangnya.
Diketahui, mobil itu ditumpangi oleh 9 orang. Keempat korban meninggal telah dievakuasi dan disemayamkan di rumah duka. Sementara 5 penumpang lain selamat namun mengalami luka-luka. Kini mereka tengah menjalani perawatan intensif di RST Soepraoen Kota Malang.
Suami korban atas nama Fatin, Firmansyah mengungkapkan bahwa para penumpang mobil itu merupakan satu keluarga. Dikatakan, rombongan keluarga ini tengah menghadiri acara kondangan.
Baca Juga: Korban Kecelakaan di Ngadas Sempat Unggah Status Whatsapp Saat Perjalanan
Saat itu, rombongan berencana mampir ke salah satu kafe di sekitar TKP untuk beristirahat dan makan. Namun nahas mobil yang mereka tumpangi mengalami kecelakaan dan masuk ke jurang.
Kedua anak dan istri Firmansyah saat itu berada di posisi kursi tengah. Dia menyebutkan, kecelakaan itu sempat membuat anak istrinya terlempar.
“Mereka sempat terlempar, mungkin karena benturan. Airbag mobil seluruhnya aktif, cuman ya tidak mampu melindungi semua korban yang ada di dalam mobil,” ungkapnya, di RST Soepraoen Kota Malang, Selasa (14/5/2024).
Baca Juga: Mobil Masuk Jurang di Ngadas Berisi Rombongan yang Pulang dari Ngunduh Mantu di Lumajang
Meski beberapa anggota keluarganya meninggal, Firmansyah bersyukur kedua anak dan istrinya selamat dari insiden maut itu. Firmansyah mengaku tengah berada di Jakarta saat kecelakaan terjadi.
“Saya berangkat dengan penerbangan paling pagi tadi. Ini juga baru sampai,” ujarnya.
Menurutnya, kecelakaan itu mengakibatkan istrinya patah tulang di bagian kaki kanan dan luka di dada akibat benturan.
“Anak pertama saya patah tulang di bagian tangan bagian kiri dan kaki bagian kanan. Sedangkan untuk anak kedua saya alhamdulillah selamat, cuma luka ringan saja,” ucapnya.
Firmansyah mengatakan bahwa mertuanya juga meninggal dalam kecelakaan maut itu. Dia mengaku pasrah dengan apa yang telah ditakdirkan Allah SWT.
“Terkait mertua saya yang lebih dulu memenuhi panggilan Allah ya mungkin ini sudah jalan dan takdir-Nya,” kata dia.
“Korban dari keluarga yang lain juga ada, salah satunya balita Raka. Kemudian atas nama Ibu Sulimah dan Irvani itu juga menjadi korban meninggal. Kami sudah pasrah dengan ketentuan Allah,” tandasnya.
Dokter Spesialis Ortopedi RST Soepraoen Malang, dr Muhammad Syarif menyampaikan bahwa total ada 5 orang korban yang dirawat di RST Soepraoen. Dua korban dewasa dan tiga korban anak-anak.
“Satu pasien ditangani oleh dokter bedah saraf karena problemnya di wajah. Kemudian 4 pasien saya tangani sendiri, termasuk yang saya ditangani bersama dokter bedah TKV karena cedera di dada dan masih kami observasi,” tuturnya.
“Kondisi saat ini, dua anak alhamdulillah membaik, cedera kepalanya teratasi dengan baik. Insyaallah kalau besok tidak ada kondisi yang memburuk, akan kami rencanakan operasi pasang pen,” lanjutnya.
Sedangkan pasien atas nama Fatin masih dilakukan observasi dengan diberikan bantuan oksigen. Rencananya, Fatin akan dilakukan operasi setelah kondisinya stabil.
“Ibu Fatin ini patah tulang di bahu, dada, dan tungkai. Cederanya pasti karena benturan saat kecelakaan. Ya harapannya membaik setelah ditangani,” tandasnya.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Reporter: M Sholeh
Editor: Herlianto. A