MALANG, tugumalang.id – Sudah ada sejumlah pasien gagal ginjal akut menjalani perawatan di RSSA Malang. Nahasnya, sebanyak 30 persen dari penderita yang dirawat akibat diagnosa penyakit baru ini disebutkan meninggal dunia.
Hal ini disampaikan Dokter Spesialis Anak RSSA Malang dr Astrid Kristina Kardani menyebutkan jika dari 90 persen pasien yang dirawat menjalani hemodialisis atau terapi cuci darah.
”Namun yang berhasil survive sekitar 56 persen dan yang meninggal 30 persen. Sisanya masih dirawat sampai sekarang. Kalau jumlah angkanya kami tidak bisa menyebut,” ungkapnya, Kamis (20/10/2022) kemarin.
Astrid mengatakan jika keseluruhan pasien berusia 2 hingga 5 tahun ini tidak hanya berasal dari wilayah Malang Raya saja. Namun juga berasal dari rujukan rumah sakit lain seperti Blitar, Pasuruan, dan Sidoarjo. Kebanyakan dari Blitar.
Hingga saat ini, pihak RSSA Malang masih belum mengetahui penyebab pasti penyakit ini. dr Krisni, menjelaskan jika pasien gagal ginjal akut ini rata-rata mengalami gejala demam, diare, batuk, pilek, muntah hingga ISPA.
“Yang jelas rata-rata mengalami penurunan fungsi ginjal yang ditandai penurunan produksi urin. Produksinya (urin) menurun, bahkan tidak ada sama sekali,” kata dia.
Lalu, apa karena meminum obat sirup? Menurut dr Krisni, juga belum bisa mengetahui secara lebih jelas. Saat ini, epidemiologinya masih sedang diselidiki. Warga diimbau tidak panik dan tetap tenang.
”Meski begitu, kami dari RSSA Malang memutuskan untuk mengobati pasien anak menggunakan obat berbentuk racikan puyer, atau suppositoria yang harus melewati dubur,” ujarnya.
Reporter: Ulul Azmy
editor: jatmiko