MALANG – Kapolri, Jenderal Listyo Sigit mengungkap penyebab ribuan suporter tak bisa keluar saat tragedi Stadion Kanjuruhan. Setidaknya, 131 korban gugur dan ratusan korban luka dalam tragedi mencekam itu.
Jenderal Listyo Sigit mengatakan, enam pintu keluar stadion mengalami kendala saat tragedi memuncak. Mulai di pintu 3, 10, 11, 12 dan 13 dan 14. Pintu-pintu itu tak segera dibuka sesuai aturan yakni 5 menit sebelum pertandingan berakhir. Pintu-pintu itu hanya terbuka sekitar 1,5 meter.
“Kemudian ada besi melintang yang mengakibatkan penonton terhambat untuk keluar dari pintu itu. Sehingga terjadi desak-desakan yang menyebabkan sumbatan hampir 20 menit,” ungkap Jenderal Listyo Sigit di Polresta Malang Kota, Kamis (6/10/2022).
Selain itu, penjaga pintu juga tak ada di lokasi saat tragedi itu meledak. Menurutnya, penjaga pintu seharusnya berada dan menjaga pintu itu hingga semua penonton keluar dari stadion.
“Mereka harusnya ada di tempat selama penonton belum keluar stadion,” tegasnya.
Tak beroperasinya pintu keluar secara optimal itu membuat terjadinya penumpukan penonton yang berdesakan. Di sisi lain, ribuan penonton itu tengah panik ketika menghindari asap gas air mata yang ditembakkan.
“Dari situlah muncul korban patah tulang, trauma kepala, torak dan juga sebagian besar yang meninggal dunia mengalami nasib sial,” ujarnya.
Jenderal Listyo Sigit juga mengungkapkan bahwa memang ada 11 personelnya yang telah menembakkan gas air mata. Menurutnya, 7 tembakan gas air mata itu dilepaskan ke arah tribun selatan, 1 ke arah tribun utara dan 3 ke arah lapangan.
“Inilah yang mengakibatkan penonton di tribun panik dan berusaha untuk meninggalkan arena,” ucapnya.
Kini pihaknya telah menetapkan 6 tersangka tragedi Stadion Kanjuruhan. Mulai Dirut PT LIB Ahmad Hadian Lukita, Ketua Panpel Arema FC Abdul Haris, Security Officer Suko Sutrisno, Kabag Ops Plolres Malang Kompol Wahyu Setyo Pranoto, Danki 3 Yon Brimob Polda Jatim AKP Hasdarmawan dan Kasat Samapta Polres Malang AKP Bambang Sidiq.
Reporter: M Sholeh
Editor: Herlianto. A