Tugumalang.id – Kajian Spirit Gemilang minggu ini menghadirkan materi yang sarat akan nasionalisme. Momen ini juga menjadi peringatan bahwa tinggal 23 tahun lagi menuju Indonesia Gemilang 2045.
Kajian ini dilaksanakan di Camp King Sulaiman, Kelurahan Karangbesuki, Kecamatan Sukun, Kota Malang, pada Jumat (19/8/2022) dan dihadiri oleh 100 orang.
Kajian Spirit Gemilang juga ditayangkan di akun Facebook Imam Muhajirin Elfahmi dan telah ditonton oleh hampir 400 orang.

Di samping memiliki tema yang spesial yaitu kemerdekaan, Kajian Spirit Gemilang kali ini juga dihadiri oleh maskot Baitul Maal Hidayatullah.
Sesi pertama di Kajian Spirit Gemilang kali ini adalah kajian pemikiran tokoh Soekarno-Hatta Sang Proklamator Kemerdekaan RI yang disampaikan oleh Pemilik Zamzam Renovasi, Arif Fahrudin. Ia menyampaikan kisah inspiratif Soekarno dan Hatta saat mereka berjuang meraih kemerdekaan. Karakter kuat tersebut tercipta berkat pendidikan serta dukungan dari orang-orang terdekat.
“Pendidikan dan interaksi dengan golden circle itu penting. Oleh karena itu, selamat kepada bapak ibu yang ada di sini. Semoga ini menjadi golden circle bagi kita semua,” ucap Arif.
Sesi kedua diisi oleh General Manager Popjasa Group, Ongky Hartanto yang membahas kajian buku berjudul No Rules Rules karya Reed Hastings dan Erin Meyer.
Reed Hastings sendiri adalah CEO dari Netflix, salah satu layanan streaming terbesar di dunia yang dulu hanyalah persewaan DVD. Menurutnya, kunci dari keberhasilan Netflix adalah budaya perusahaan. Tiga poin yang ditekankan yaitu semangat tak pernah lelah, kolaborasi, kelincahan dalam beradaptasi dengan ketidakpastian.
“Perusahaan yang dulunya persewaan DVD ini sangat kecil. Ia berani menjadi perusahaan penyedia konten dan pada akhirnya bisa memproduksi film sendiri. Lincah dan jeli melihat peluang. Ia tidak mau berada di zona nyaman,” ucap Ongky.
Sesi ketiga diisi oleh Imam Muhajirin Elfahmi atau yang akrab dipanggil Coach Fahmi dengan menyampaikan kajian The Beauty of Islam, The Beauty of Live, Menyukuri Nikmat Kemerdekaan dan Menyambut Gemilang Nusantara.

Dengan diperingatinya 77 tahun kemerdekaan Indonesia, itu berarti ada waktu 23 tahun untuk menciptakan Indonesia Gemilang di perayaan HUT ke-100 RI mendatang.
Untuk meraih itu, Coach Fahmi menekankan pentingnya menciptakan kesuksesan bagi diri sendiri, keluarga, dan organisasi. Maka dari itu, penting memiliki deposit of success atau tabungan-tabungan berisi hal-hal baik yang akan membawa kesuksesan. Salah satu deposit of success adalah dengan terus belajar dan menghadiri majlis.
“Bagaimana caranya supaya kita sukses? Kita harus mengelola deposit of success tersebut sebagai sumber daya sukses organisasi kita,” kata Coach Fahmi.
Sesi keempat merupakan kajian spesial kemerdekaan yang diisi oleh Ketua Program Studi Administrasi Publik Universitas Brawijaya, Alfi Haris Wanto yang bertajuk Mengisi Kemerdekaan dengan Meningkatkan Cinta Tanah Air, Wawasan Ketahanan Nasional dan Kemandirian Bangsa.
Kata dia, hakikat kemerdakaan bukan hanya berhasil mengusir penjajah. Saat ini di dunia masih banyak terjadi peperangan dan kemiskinan.
Indonesia sendiri memiliki sumber daya alam yang melimpah dan potensi-potensi lainnya, namun masih belum bisa dikategorikan sebagai negara maju. Menurut Alfi, Indonesia semestinya fokus untuk mengembangkan satu atau dua hal saja.
“Misalnya pariwisata. Indonesia memiliki keindahan alam dan wilayah yang luas tapi masih kalah dalam jumlah kunjungan wisatawan dibandingkan dengan Thailand. Saya kira kita tidak usah muluk-muluk. (Cukup fokus) menjadi nomor satu di Asia Tenggara,” kata Alfi.
Sesi terakhir yaitu kajian utama berjudul Menyukuri Nikmat Kemerdekaan dengan Menyiapkan Generasi Gemilang dan Berkualitas yang disampaikan oleh Direktur RSU Wajak Husada, dr Fitriya Fajar Wati.
Kata dia, di HUT ke-77 RI ini masih ada banyak Pekerjaan Rumah (PR) yang harus dikerjakan, apalagi jika ingin mencapai Indonesia Gemilang di tahun 2045.
Ia mengatakan salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah masih tingginya angka stunting di Indonesia. Padahal anak-anak tersebut adalah masa depan Indonesia. “Jika kita ingin negara kita memiliki daya saing dengan negara-negara lainnya, maka yang harus diperhatikan adalah sumber daya manusia yang sedang bertumbuh yaitu anak-anak kita,” kata Fitri.
Reporter: Aisyah Nawangsari
Editor: Lizya Kristanti
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugumalangid , Facebook Tugu Malang ID ,
Youtube Tugu Malang ID , dan Twitter @tugumalang_id