Malang, Tugumalang.id – Pemilu 2024 yang terdiri dari Pilpres dan Pileg (DPR RI, DPD RI, DPRD Provinsi dan DPRD Kab/Kota) akan dilaksanakan pada 24 Februari atau kurang lebih 17 bulan lagi. Sementara itu di Tahun yang sama tepatnya tanggal 27 November akan diselenggarakan juga pilkada serentak diseluruh wilayah Indonesia.
Kontestasi elektoral ini menjadi sangat penting untuk menghasilkan sirkulasi kepemimpinan yang lebih mereprestasikan kepentingan masyarakat baik ditataran legislatif maupun eksekutif. Kalau bahasa tujuan pemilu yaitu untuk melaksanakan prinsip kedaulatan rakyat di lembaga perwakilan.
Menyikapi hal tersebut, Majelis Daerah (MD) KAHMI kota Malang menyelenggarakan agenda diskusi rutin KAHMI FORUM yang bertempat di Graha insan Cita 1 (15/10/22). Diskusi tersebut mengangkat tema “Menyongsong Demokrasi Elektoral 2024 yang Berkualitas”.
Diskusi yang dipandu oleh Harianto Koordinator Kahmi Forum ini, mengundang pembicara dari berbagai unsur antara lain, Ketua KPUD Kabupaten Malang Anis Suhartini dan anggota Bawaslu Kota Malang Hamdan Akbar safara.
Sementara itu, dari unsur partai politik hadir Sofyan Edi Jarwoko Ketua DPD Golkar Kota Malang, Hanan Djalil ketua DPD Nasdem Kota Malang, Zainudin Ketua Bappilu PDIP Kota Malang, Hamzah Ahmad Wakil Ketua DPD PAN Kota Malang, Doni Kurniawan Ketua Bidang OKK DPC Gerindra Kota Malang dan Ahmad Faried Ketua DPD PSI Kota Malang.
Selain itu, dalam diskusi tersebut juga mengundang Muhammad Nuruddin (Gus Din) Ketua IKA PMII Kota Malang, Muhammad Anas Muttaqin Tenaga Ahli DPR RI, Muhammad Zainuddin Ketua AJI Malang, Faiz Wildan koordinator Presidium MD Kahmi Kabupaten Malang dan akademisi kampus Brawijaya sekaligus ketua yayasan pendidikan politik dan peradaban, Ali Maksum.
Tantangan pemilu tahun 2024 yang paling utama sejatinya mampukah pemilu kita mengantarkan pada kematangan demokrasi. Dimana, demokrasi yang selama ini dinilai masih berkutat pada wilayah prosedural akan naik tingkat ke jenjang substansi demokrasi itu sendiri.
Lutfi J. Kurniawan, Koordinator MD Kahmi Kota Malang dalam sambutannya mengungkapkan partai politik masih belum optimal dalam melaksanakan peran pendidikan politik masyarakat. “Kehadiran parpol dimasyarakat selama ini cenderung hanya saat pemilu tiba, setelah itu menghilang kembali”. Lebih lanjut, Lutfi mengungkapkan hal tersebut berakibat pada potensi politik transaksional dimasyarakat tidak terhindarkan. “Pemilu menjadi alat transaksi parpol dan pemilih”. Ungkapnya
Dalam diskusi yang selesai pukul 23.00 WIB tersebut juga mengingatkan akan pentingnya kesadaran politik masyarakat. Kesadaran politik seluruh elemen masyarakat sudah semestinya terus ditingkatkan untuk menopang jalannya demokrasi yang berkualitas. Ali maksum, mengungkapkan salah satu unsur penting dalam menyongsong pemilu 2024 yang berkualitas yakni harus ada upaya optimal untuk melakukan pendidikan politik masyarakat.
“Literasi politik masyarakat harus dilakukan terus-menerus agar masyarakat tidak mudah termakan hoax yang menjurus pada perpecahan”, tutupnya.
Pada pemilu 2024 diprediksi pemilih muda akan mewarnai secara signifikan. Sehingga tak pelak jika partai politik dan para politisi akan menargetkan penduduk berusia produktif untuk ikut meramaikan kancah politik dalam pesta demokrasi Indonesia.
Disisi lain, Pemilih usia produktif yang dominan jumlahnya secara umum bisa dikatakan mengakrabi gawai dalam kesehariannya. Sehingga intensitas arus informasi yang diterima sangat cepat.
Oleh sebab itu, peran pers dalam pemilu sangat urgen. Pers diharapkan kedepan benar-benar melaksanakan tugas dan fungsinya dalam mengawal demokrasi. Hal ini dikatakan Zainudin bahwa pers masih harus meningkatkan kualitas jurnalistik dan independensinya dalam mengawal demokrasi, lebih-lebih diera digital saat ini.
“Memang pers saat ini dihadapkan pada tantangan terhadap peningkatan kualitas jurnalis dan dilema pers sebagai perusahaan yang kerap mengaburkan prinsip independensi jurnalistik”. Ungkap ketua AJI ini.
Diskusi yang dihadiri sekitar 40 undangan ini ditutup dengan pandangan yang sama oleh semua partai yang hadir, bahwa pemilu 2024 sudah selayaknya harus dilalui bersama dengan standar kualitas yang meningkat baik dari sisi proses dan produk yang dihasilkan.(*)
editor: jatmiko