Tugumalang.id
  • Home
  • Peristiwa
  • Pendidikan
  • Bisnis
  • Hiburan
  • Pariwisata
  • Olahraga
  • Hukum & Kriminal
  • Advertorial
  • Catatan
No Result
View All Result
  • Home
  • Peristiwa
  • Pendidikan
  • Bisnis
  • Hiburan
  • Pariwisata
  • Olahraga
  • Hukum & Kriminal
  • Advertorial
  • Catatan
No Result
View All Result
Tugumalang.id
No Result
View All Result
Home News

Inilah Sejumlah Satwa di Asia Tenggara yang Terancam Punah

Redaksi by Redaksi
Selasa, 16 Agu 2022
in News
Reading Time: 2 mins read
A A
satwa yang hampir punah

Hutan yang jadi hunian satwa. dok/pinterest

Share WhatsappShare FacebookShare Twitter

TuguMalang.id – Asia Tenggara merupakan rumah dan habitat berbagai macam jenis hewan dengan hutan tropis dan sub-tropis yang tersebar diberbagai penjuru negara. Akan tetapi seiring berjalannya waktu, terdapat beberapa jenis satwa yang terancam jumlah populasinya dan hampir punah dikarenakan beberapa faktor. Berikut merupakan hewan-hewan di Asia Tenggara yang terancam punah

1. Badak Sumatera
Foto 2, Caption:

Badak Sumatera bercula dua. foto/pinterest

Badak Sumatera adalah badak terkecil di antara badak yang masih hidup dan satu-satunya badak Asia dengan dua cula. Jumlah badak Sumatera melebihi jumlah badak Jawa, tetapi jumlah badak sumatera lebih terancam. Perburuan telah menjadi faktor utama penurunan spesies ini. Tanduk badak (cula) dan bagian tubuh lainnya telah digunakan selama berabad-abad sebagai pengobatan tradisional Asia untuk mengobati demam, stroke, dan penyakit lainnya. Ancaman utama lainnya adalah hilangnya habitat akibat penebangan dan konversi lahan untuk penggunaan lain. Mereka dinyatakan punah di Malaysia di alam liar pada tahun 2015.

2. Tapir

Tapir asia yang memiliki bentuk hidung yang unik. foto/pinterest

Tapir adalah mamalia herbivora yang besar, bentuknya mirip dengan babi, dengan batang hidung pendek yang dapat memegang. Tapir saat ini menderita kehilangan habitat skala besar, sebagai akibat dari berbagai aktivitas manusia, termasuk pembangunan pertanian, penggembalaan ternak, dan penebangan. Tapir diburu oleh para pemburu untuk di ambil daging mereka dan juga kulit mereka yang tebal dan kasar. Faktor yang disebutkan di atas diperparah oleh tingkat kelahiran yang sangat rendah dan rentang yang sangat panjang. Akibatnya, populasi dari tapir sangat menurun drastis.

3. Rusa Eld

Rusa Eld dengan tubuhnya yang indah. foto/pinterest

Rusa Eld adalah spesies rusa yang terancam punah yang berasal dari Asia Tenggara. Ia memiliki fisik yang sangat anggun dan indah. Kakinya kurus dan panjang, serta memiliki tubuh yang memanjang dengan kepala besar di leher yang kecil. Rusa Eld banyak diburu oleh para pemburu hewan karena tanduk dan kulitnya yang cukup mahal dan banyak diminati di pasar lokal. Mereka juga banyak diburu untuk dimakan. Populasi spesies ini juga telah menurun karena aktivitas pembangunan yang intensif yang membuat mereka kehilangan habitat mereka bahkan di kawasan hutan lindung.

4. Dhole

Dhole, anjing Asia yang terancam punah. foto/pinterest

Dhole adalah anjing dengan ukuran rata-rata. Ini berbeda dari anggota keluarga anjing lainnya dengan moncongnya yang lebih tebal, satu gigi geraham yang lebih sedikit di rahang bawahnya di setiap sisi. Ancaman utama bagi Dhole adalah hilangnya habitat dan degradasinya. Deforestasi telah terjadi di seluruh habitatnya sebagai akibat dari penebangan, pengumpulan kayu untuk bahan bakar, perluasan pertanian, dan penyebaran pemukiman manusia. Orang-orang banyak yang menghancurkan sarang mereka dan juga meracuni, menjebak, serta menembak mereka sebagai makanan dan diambil bulunya. Hal tersebut juga dilakukan dengan alasan karena Dhole menjadi ancaman bagi hewan ternak.

5. Kucing Tandang

Kucing Tandang atau biasa disebut Flat-Headed Cat. foto/pinterest

Kucing Tandang adalah kucing liar kecil. Ukurannya kira-kira sebesar kucing rumahan. Bulunya panjang, tebal dan lembut. Warnanya coklat kemerahan di atas kepala, coklat tua kecokelatan di tubuh, dan belang-belang putih di perut. Sejak 2008, telah terdaftar sebagai terancam punah oleh IUCN karena perusakan lahan basah di habitatnya. Hal ini diduga bahwa ukuran populasi efektif bisa kurang dari 2.500 orang dewasa, tanpa subpopulasi memiliki ukuran populasi efektif lebih besar dari 250 individu dewasa.

 

Penulis: Muhammad Al-Ghifary A

editor: jatmiko

—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugumalangid , Facebook Tugu Malang ID , 
Youtube Tugu Malang ID , dan Twitter @tugumalang_id

 

 

Tags: hewan asiahewan punahsatwa langkasatwa punah
Previous Post

PC PMII Kota Malang dan Bawaslu Kota Batu Kerja Sama Edukasi Politik Sambut Pemilu 2024

Next Post

Wali Kota Malang Terima Penganugerahan Bintang Veteran

Next Post
Wali Kota Terima Pengharga Veteran

Wali Kota Malang Terima Penganugerahan Bintang Veteran

BERITA POPULER

  • Petugas melakukan olah TKP di lokasi laka tunggal di Ngadas.

    Laka Tunggal di Ngadas, 2 Tenaga Kesehatan Asal Kota Malang Tewas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 5 Tempat Wisata Indoor di Kota Batu dan Malang yang Aman dari Hujan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Grand Launching Edu AMD Academy Pintar Digital untuk Tenaga Pendidik di Era 5.0

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rahasia Sukses Unisma di Tangan Prof Maskuri

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Cara Mengetahui CCTV Tersembunyi: Mengungkap Keberadaan yang Tidak Terlihat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

E-Majalah November-Desember 2023

Tugumalang.id

© 2022 Tugu Malang ID - Powered by Tugu Media Group

Navigate Site

  • Kode Etik
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Kebijakan Data Pribadi
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Form Pengaduan
  • Pedoman Media Siber

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Peristiwa
  • Pendidikan
  • Bisnis
  • Hiburan
  • Pariwisata
  • Olahraga
  • Hukum & Kriminal
  • Advertorial
  • Catatan

© 2022 Tugu Malang ID - Powered by Tugu Media Group