Kota Batu, Tugumalang.id – Pemerintah Kota Batu masih terus berupaya mempertahankan produktivitas pertanian apel. Langkah terbaru yang akan dialkukan yakni dengan melibatkan kajian penelitian pertanian apel di Kota Batu bersama perguruan tinggi hingga kementerian.
Diketahui, meski menjadi ikon Kota Batu, tingkat produktivitas apelnya terus menurun dari tahun ke tahun. Petaninya kini banyak yang beralih menanam komoditas lain seperti jeruk dan lain-lain.
Baca Juga: Produksi Apel Kota Batu Terus Menurun akibat Degradasi Tanah
Pj Wali Kota Batu Aries Agung Paewai menuturkan hingga sejauh ini pihaknya sudah berkolaborasi dengan berbagai perguruan tinggi untuk mengkaji komdisi tanah hingga penggunaan pupuk yang cocok untuk petani.
Nantinya, Pemkot Batu akan memasifkan pemetaan lahan pertanian apel yang masih dapat dipertahankan. Dengan begitu, rencana kebutuhan yang akan dilakukan dan hasil panennya dapat cepat diketahui.
“Berapa sih kebutuhan peta lahan apel itu, karena kalau nanti dari pemetaan itu kita bisa ukur berapa nanti hasilnya, bagaimana perkembangannya, maka akan kita bisa lihat dari tahun ke tahun,” katanya.
Meski sejauh ini pemetaan lahan yang ada hanya di Desa Sumberbrantas dan di Kecamatan Bumiaji, Pemkot Batu masih akan melakukan pemetaan bagi petani tanaman buah lainnya seperti petani jeruk dan jambu kristal.
Baca Juga: Kontribusi Petani Milenial di Sektor Pertanian Kota Batu Mulai Nyata
“Harapan kami masyarakat tetap mempertahankan pertanian apelnya,” harapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Batu, Heru Yulianto menambahkan pada 2024 ini, pihaknya menyiapkan anggaran revitalisasi lahan apel termasuk subsidi bantuan sekitar Rp 800 juta.
Bantuan itu diberikan kepada kelompok-kelompok tani apel dalam bentuk seperti bibit, pupuk dan lainnya. ”Kira-kira masing-masing kelompok tani akan mendapat kurang lebih Rp 100 juta yang asumsinya dapat mengkover untuk 10 hektar,” katanya.
BACA JUGA: Berita tugumalang.id di Google News
Reporter : M Ulul Azmy
editor: jatmiko