Tugumalang.id – Di kalangan masyarakat, ahli gigi atau yang kerap disebut sebagai tukang gigi, sering dijadikan opsi untuk pemasangan kawat gigi atau behel.
Ada beberapa alasan, bisa jadi karena biaya jasanya yang lebih murah atau ketidakpercayaan terhadap dokter. Padahal, tukang gigi tidak bisa memberikan kualitas layanan yang sama dengan dokter berlisensi.
Perbedaan ahli gigi dengan dokter gigi bukan hanya soal tarif, tetapi juga mencakup keamanan prosedur serta kesehatan.
Perbedaan Tukang Gigi dan Dokter Gigi
Sebelum menjadi dokter gigi, seseorang harus melalui proses pendidikan selama 5-6 tahun. Setelahnya, dokter gigi juga harus diakui oleh Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI).
Dokter gigi umum, secara garis besar punya wewenang untuk melakukan perawatan gigi dan mulut, misalnya tambal gigi berlubang, operasi, veneer, pembersihan karang gigi, dan lain sebagainya.
Sedangkan dokter gigi spesialis ortodonti, adalah salah satu sebutan bagi spesialis dokter gigi umum. Di mana, setelah menempuh pendidikan selama 5 tahun. Dokter itu lanjut menempuh pendidikan spesialis khusus pada bidang ortodonti dan meraih gelar ortodontis (Sp.Ort).
Kemampuannya, fokus ada hal-hal yang berhubungan dengan posisi gigi, rahang, dan struktur wajah. Termasuk, pemasangan kawat gigi atau behel maupun aligner yang belakang tengah menjadi trend.
Sedangkan tukang gigi, belum tentu memiliki kompetensi dan wewenang selayaknya dokter gigi. Kemampuan yang mereka dapatkan kerap kali sebatas membuat gigi palsu dan didapatkan secara otodidak.
Tukang gigi juga tidak memiliki kemampuan klinis yang berdasarkan pada ilmu pengetahuan anatomi, rongga mulut, kesehatan dan ilmu pendukung lainnya
Manfaat Pemasangan Behel Pada Ortodontis
Drg Nina Agustin Sp.Ort menuturkan, bahwa pemasangan kawat gigi selain pada ortodontis bukanlah keputusan yang tepat karena akan beresiko.

Dalam hal ini, ortodontis akan memfokuskan penanganan pada cara memperbaiki posisi gigi. Memastikan rahang sejajar dengan benar agar tidak mengganggu struktur wajah.
“Spesialis ortodonti mempelajari secara khusus tumbuh kembang gigi, wajah dan menangani maloklusi gigi. Baik penanggulangannya secara preventif, interseptif dan juga kuratif,” ujarnya.
Dengan begitu, perawatan gigi pada ortodontis tidak hanya untuk estetika saja. Melainkan juga memastikan seseorang mampu mengunyah atau berbicara dengan baik.
Saat mengunjungi spesialis ortodonti pertama kali, kata Dokter Nina, pasien akan menjalani sesi konsultasi terlebih dahulu untuk memeroleh penilaian klinis.
Hal ini disebabkan, perawatan ortodonti yang akan berjalan dalam jangka panjang. Sehingga, dokter perlu mengetahui profil dan kebiasaan pasien untuk memudahkan proses dengan penanganan.
Di sisi lain, keberhasilan perawatan ortodonti juga ditentukan oleh faktor kedisiplinan pasien. Penting bagi pasien untuk mampu berkomitmen pada aturan yang diperlukan.
“Pasien juga harus siap secara fisik dan mental. Karena itu penting bagi pasien untuk benar-benar mempertimbangkan dan yakin sebelum melakukan perawatan ortodonti,” kata ortodontis lulusan Universitas Airlangga dan Magister Manajemen di Universitas Ciputra itu.

Setelahnya, pasien akan disarankan untuk melakukan pemeriksaan klinis, rekam radiologi sekaligus foto rontgen dalam rongga mulut hingga cetak model studi yang meliputi fotografi muka.
Tahap selanjutnya, ortodontis akan melakukan peninjauan kembali, serta keputusan pengambilan tindakan untuk pemasangan kawat gigi.
Kebutuhan Masyarakat Kota Malang Terhadap Perawatan Ortodonti
Perempuan yang juga owner NDC Esthetic Dental Clinic ini menyampaikan, bahwa kebutuhan masyarakat Kota Malang akan perawatan ortodonti masih sangat tinggi. Selain karena didominasi oleh kawula muda dan generasi milenial yang peduli terhadap penampilan.
Apalagi, penampilan juga sangat mempengaruhi tingkat kepercayaan diri seseorang untuk mengikuti trend yang terus berkembang.
“Banyak pasien yang datang untuk konsultasi karena insecure. Mereka mengeluh tidak nyaman soal giginya yang kurang rapi. Ada krisis kepercayaan diri yang berdampak pada performa mereka saat beraktivitas, baik bekerja atau bersosialisasi,” tukas perempuan yang akrab disapa Doknin ini.
Dokter Nina juga aktif membagikan beragam aktivitasnya melalui akun media sosial (medsos), di instagram @itsneyna.
Perempuan kelahiran Kediri ini juga memiliki beberapa akun medsos lainnya yang dijadikan sebagai ajang edukasi positif kepada masyarakat yakni akun instagram, @dok.nin hingga akun YouTube, Itsneyna.
Dokter yang juga entrepreneur ini membuka sedikitnya 8 cabang NDC di Malang Raya, Pandaan dan Magetan. Namun, ia fokus melayani praktik di NDC cabang Araya di hari Selasa – Jumat pukul 16.00 – 19.00 WIB dan Kamis pukul 08.30 – 11.00 WIB.
Lebih lanjut, pelayanan ortodonti Dokter Nina juga dapat dilakukan di RSU BRI Medika pada Senin pukul 15.00 – 18.00 WIB, Kamis pukul 18.00-20.00 WIB dan Jumat pagi dengan janji temu sebelumnya.
Reporter: Feni Yusnia
Editor: Herlianto. A