MALANG – Guntur Purwoko, 57 tahun, kehilangan satu anak kandung yakni Debi Asta Putri Purwoko, 34 tahun, dan dua cucunya yakni Naila Deby Anggraini,13 tahun, dan Natasya Deby Ramadhani,16 tahun.
Ketiganya meninggal dunia usai peristiwa di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10/2022) malam. Hingga kini, setidaknya sudah 131 warga yang meninggal dunia dalam tragedi berdarah tersebut.
Guntur Purwoko sangat terpukul. Debi adalah anak pertamanya dan merupakan anak kesayanannya. Dia adalah pribadi yang tomboy. Bahkan, dia bisa menyopir truck. ”Dia melakukan kesalahan apa saja, saya tidak bisa marah,” katanya saat ditemui di rumah duka di Wajak, Kabupaten Malang.
Sedangkan Natasya adalah cucu pertama dia. Natasya dan Naila adalah cucu kesayangannya. ”Sejak kecil mereka bersama saya, saya dipanggil mereka sebagai bapak,” kata pria yang tinggal di Krebet, Kabupaten Malang ini.
Dia bercerita, hampir setiap hari, dua cucunya itu mampir ke rumahnya usai sekolah. Biasanya, Naila yang sekolah di SMPN 2 Krebet, Kabupaten Malang, datang terlebih dahulu.
Lalu, Natasya yang sekolah di SMKN 1 Malang datang. Termasuk pada hari Sabtu sebelum kejadian, keduanya sempat mampir ke rumahnya. ”Dari siang, baru magrib pulang katanya mau nonton Arema bersama keluarga,” katanya.
Dia tidak punya firasat apa-apa. Dia juga tidak menonton Arema FC, sekalipun dari layar televisi. ”Sekitar jam 8 malam, saya tidur,” katanya.
Baru sekitar setengah tiga dini hari, dia terbangun. ”Adik saya bangunin, katanya cucu saya wafat di Kanjuruhan,” katanya.
Dia menuju Kepanjen, belum sampai Kepanjen, anaknya yang dikabarkan meninggal dunia. ”Jenazah katanya sudah berangkat, hingga saya putar balik ke Wajak,” imbuhnya.
Sebelum dimakamkan, dia sempat melihat jenazah tiga orang yang dia sayangi itu. Setengah badan mereka, yakni dari dada ke atas, membiru. ”Mungkin karena gas air mata itu, dan kehabisan oksigen, saya tidak tahu kenapa membiru,” kata pensiunan pabrik tebu Krebet ini.
Dia mengaku ikhlas atas tragedi yang menimpa anak dan dua cucunya itu. ”Saya ikhlas, semoga menjadi yang terakhir,” pungkasnya.
Reporter: Irham Thoriq
Editor: Herlianto. A