Malang, Tugumalang.id – Gubernur Khofifah Indar Parawansa, menghadiri Sidang Terbuka Disertasi Program Doktor Pendidikan Agama Islam (PAI) di Universitas Islam Malang (Unisma) pada Senin (28/4/2025). Kehadiran Khofifah menjadi istimewa karena promovendus yang diuji merupakan penerima beasiswa dari Pemprov Jatim melalui Lembaga Pengembangan Pesantren dan Diniyah (LPPD) Jawa Timur.
Selama enam tahun terakhir, Pemprov Jatim telah menyalurkan beasiswa kepada 6.846 mahasiswa. Salah satunya Ali Wafa, S.Pd.I., M.Pd., penerima beasiswa S3 dari LPPD Jatim yang dibiayai melalui APBD. Dalam sidang terbuka ini, Ali Wafa mempresentasikan disertasinya berjudul “Survival Pesantren di Tengah Masyarakat Plural”—sebuah kajian etnografi tentang pendidikan Islam multikultural di Pesantren Miftahul Qulub, Polangan Galis, Pamekasan.
Disertasinya diuji oleh tujuh profesor, yakni Prof. Abdul Halim Soebahar, Prof. Djunaidi Ghony, Prof. Mas’ud Said, Prof. Junaidi Mitsar, Prof. Muhibin Zuhri, Prof. Imam Suprayogo, dan Prof. Maskuri. Ali Wafa dinyatakan lulus dengan predikat nilai A.

Apresiasi Gubernur Khofifah terhadap Tema Disertasi
Dalam sambutannya, Gubernur Khofifah mengapresiasi tema disertasi Ali Wafa yang dinilai sangat relevan dengan dinamika sosial Indonesia yang multikultural. Ia menyebut Ali Wafa sebagai generasi muda yang siap menjawab tantangan masa depan dengan solusi berbasis keilmuan.
Baca juga: Gubernur Khofifah Tinjau Longsor Cangar-Pacet, Fokus pada Sungai dan Bronjong
Khofifah juga memaparkan capaian Pemprov Jatim dalam pemberian beasiswa. Sejak 2019 hingga 2024, sebanyak 5.653 mahasiswa S1, S2, dan S3 telah menerima beasiswa. Pada 2025, program ini dilanjutkan dengan total 1.190 penerima, terdiri dari:
-
518 mahasiswa S1
-
225 mahasiswa S2
-
40 mahasiswa S3
-
380 mahasiswa M1
-
30 mahasiswa S2 di Al-Azhar Kairo
Khusus untuk program doktoral, LPPD Jatim mencatat sejak 2022 hingga 2024 telah memberikan beasiswa S3 kepada 130 penerima.
“Alhamdulillah, kami telah menyalurkan beasiswa S3 kepada 40 penerima pada 2022, 40 penerima pada 2023, dan 50 penerima di 2024,” ujar Khofifah.
Pentingnya Pendidikan Islam Multikultural
Khofifah menekankan bahwa kajian Islam multikultural sangat penting di tengah dinamika sosial global. Menurutnya, pendekatan Pendidikan Agama Islam yang multikultural dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan (equilibrium dynamic) dalam menghadapi kontraksi dunia di bidang ekonomi, politik, sosial, dan peradaban.
“Kita harus mampu menciptakan keseimbangan baru atas perubahan-perubahan global. Pendekatan multikultural mengajarkan kita untuk memahami bahwa benturan peradaban bisa terjadi kapan saja, sehingga toleransi dan penghormatan terhadap perbedaan menjadi sangat penting,” tegas Khofifah.
Ia juga mengajak kalangan akademisi untuk memperkaya literatur global dengan konsep Islam multikultural, khususnya melalui publikasi di jurnal internasional.
“Harapannya, ide dan gagasan akademik yang dihasilkan bisa memberikan kontribusi bagi perdamaian dunia,” tambahnya.
Baca juga: Kepala LLDIKTI Wilayah 7 Dorong Percepatan Guru Besar Unisma
Sebagai contoh nyata, Khofifah menyinggung dinamika global seperti ketegangan Rusia-AS yang mulai mereda, serta perpecahan di Palestina antara Hamas dan Fatah sebagai refleksi pentingnya sikap tasamuh (toleransi) dalam kehidupan berbangsa.
Ali Wafa: Terima Kasih atas Dukungan Pemprov Jatim
Dalam kesempatannya, Ali Wafa mengungkapkan rasa syukur atas gelar Doktor yang ia raih dan berterima kasih kepada Pemprov Jatim atas beasiswa penuh yang ia terima untuk program S3 di Unisma.
“Alhamdulillah, saya merasa lega. S1 saya dibiayai beasiswa lain, S2 saya biayai sendiri, dan S3 ini saya mendapatkan beasiswa penuh dari Pemprov Jatim. Terima kasih kepada Ibu Gubernur, semoga semakin banyak santri dan guru di pesantren yang mendapatkan kesempatan serupa,” ujarnya.
Sidang Terbuka Dihadiri Tokoh Akademik dan Masyarakat
Sidang terbuka tersebut dihadiri para tokoh akademik, pejabat pemerintah, mahasiswa, dan masyarakat umum. Antusiasme tinggi terlihat dari banyaknya peserta yang ingin mendalami konsep multikulturalisme dalam pendidikan Islam.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Reporter: Ulul Azmi
redaktur: jatmiko