Tugumalang.id
  • Home
  • Peristiwa
  • Pendidikan
  • Bisnis
  • Hiburan
  • Pariwisata
  • Olahraga
  • Hukum & Kriminal
  • Advertorial
  • Catatan
No Result
View All Result
  • Home
  • Peristiwa
  • Pendidikan
  • Bisnis
  • Hiburan
  • Pariwisata
  • Olahraga
  • Hukum & Kriminal
  • Advertorial
  • Catatan
No Result
View All Result
Tugumalang.id
No Result
View All Result
Home Pelajar Menulis

Gerbong Maut Museum Brawijaya Malang

Redaksi by Redaksi
Selasa, 28 Feb 2023
in Pelajar Menulis
Reading Time: 2 mins read
A A
Gerbong maut

Yudhistira mahendra, Princessa zanetta, Fellita Abida, Vania Widyadhana, Siswa kelas X-J SMAN 3 Malang, di depan Gerbong Maut. dok

Share WhatsappShare FacebookShare Twitter

Malang, Tugumalang.id – Museum Brawijaya Malang dibangun dari sebuah ide cerdas Brigjen TNI (Purn) Soerachman, yang pada saat itu menjabat sebagai Pangdam VIII/Brawijaya.

Museum Brawijaya dibangun di tahun 1967, kemudian diresmikan pada tanggal 4 Mei 1968. Sampai saat ini Museum Brawijaya menjadi salah satu destinasi wisata yang banyak dikunjungi para pelajar khususnya di daerah Kota Malang. Semboyan dari Museum Brawijaya adalah Citra Uthapana Cakra. Memiliki arti cahaya yang dapat membangkitkan semangat juang 45.

Museum Brawijaya tentunya menyimpan banyak koleksi persenjataan yang dulu digunakan para pejuang kemerdekaan. Salah satu koleksi dari Museum Brawijaya yang cukup kontroversial adalah Gerbong maut.

Gerbong maut yang terletak di Museum Brawijaya merupakan salah satu dari 3 gerbong maut. Saat ini gerbong maut tersebut masih berdiri kokoh. Terawat dengan baik. Dari tampilan luar terlihat gerbong tersebut berwarna hitam, dan abu-abu. Pada salah satu sisi gerbong tersebut bertuliskan nomor registrasi GR 10152.

Gerbong Maut inilah yang dulu digunakan tentara Belanda mengangkut 100 orang tawanan pejuang-pejuang Indonesia. Gerbong ini mengangkut tawanan pejuang-pejuang Indonesia dari penjara Bondowoso pindah ketempat tahanan Bubutan Surabaya pada tanggal 23 November 1947. Pada gerbong ber nomor registrasi GR 10152 yang merupakan gerbong terakhir inilah 38 pejuang Indonesia gugur akibat kekurangan oksigen, lantaran tidak adanya ventilasi udara di gerbong.

Sedangkan pada gerbong pertama yang berisikan 30 orang ditemukan selamat semua, meskipun ada beberapa yang pingsan, juga pada gerbong kedua yang berisikan 32 orang, yang meninggal 8 orang, ini dikarenakan pada gerbong pertama dan kedua masih banyak ventilasi walaupun lubang hanya sebesar paku.

Gerbong maut ini dibawa ke Museum Brawijaya Malang sebagai bagian dari koleksi perjuangan. Gerbong ini juga tercatat sebagai cagar budaya melalui surat yang dikeluarkan Balai Pelestarian Cagar Budaya Mojokerto.

Gerbong maut sebagai cagar budaya memberikan banyak manfaat untuk bagi para penerus bangsa. Selain mengenal sejarah pada jaman dahulu, kami juga dapat memahami betapa keras perjuangan para pahlawan Indonesia untuk meraih kemerdekaan. Dikarenakan sudah menjadi kewajiban untuk penerus bangsa melestarikan, juga mempelajari sejarah perjuangan para pahlawan kemerdekaan Indonesia.(*)

*Untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia kelas X-J SMAN 3 Malang.

Penulis: Yudhistira mahendra, Princessa zanetta, Fellita Abida, Vania Widyadhana
editor: jatmiko

 

Tags: Gerbong mautMuseum Brawijaya Malang
Previous Post

Antisipasi Penggelapan, DPRD Kota Malang Desak Pemkot Malang Buat Aturan Penjualan Hasil Pengolahan Sampah

Next Post

Nenek 76 Tahun di Ngantang Malang Tewas Tertimbun Longsor

Next Post
nenek tewas tertimbun longsor di Ngantang

Nenek 76 Tahun di Ngantang Malang Tewas Tertimbun Longsor

BERITA POPULER

  • Simak cara membaca pikiran orang yang bisa dipelajari.

    7 Trik Psikologi Cara Membaca Pikiran Orang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 10 Makanan Pengganti Karbohidrat, Lebih Baik dari Nasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Inspiratif, Pemuda di Kota Malang Bangun Bisnis Laundry Berbasis Teknologi Digital Rancangan Sendiri

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ingin Jadi Laki-laki Berkarisma? Ikuti 8 Tips Berikut

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dijuluki Swiss Kecil, Kota Batu Malah Krisis Kunjungan Turis Asing

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

E-Majalah Agustus-September 2023

Tugumalang.id

© 2022 Tugu Malang ID - Powered by Tugu Media Group

Navigate Site

  • Kode Etik
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Kebijakan Data Pribadi
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Form Pengaduan
  • Pedoman Media Siber

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Peristiwa
  • Pendidikan
  • Bisnis
  • Hiburan
  • Pariwisata
  • Olahraga
  • Hukum & Kriminal
  • Advertorial
  • Catatan

© 2022 Tugu Malang ID - Powered by Tugu Media Group