MALANG – Berdiri di podium mewakili wisudawan terbaik, kiranya merupakan impian banyak mahasiswa sejak menapaki dunia perkuliahan. Ialah, Muhammad Faiq Izzulhaq Alauza’i. Perwakilan lulusan terbaik asal Jurusan Akutansi yang juga penerima beasiswa Bidik Misi ini berhasil mencuri perhatian di Rapat Terbuka Senat STIE Malangkucecwara Wisuda Sarjana (S1) dan Pascasarjana (S2) Semester Genap Tahun Akademik 2020/2021, Sabtu (30/10/2021).
Belum habis kata sambutannya, ia dikejutkan dengan kedatangan sang ayah yang notabene tidak dapat hadir lantaran terkendala biaya. Matanya berbinar, di peluknya erat sang ayah yang turut meneteskan air mata bahagia. Sontak, suasana wisuda yang berlangsung hybrid ini kian berubah menjadi haru biru.
“Saya masih tidak menyangka bapak dan ibu saya bisa hadir menemani saya selayaknya teman-teman lainnya yang hari ini resmi menjadi alumni, terimakasih STIE Malangkucecwara,” ujar pia asal Blitar ini
Ya, tadinya Faiq hanya berangkat berdua membonceng sang ibunda sejak pagi buta dari Blitar menggunakan sepeda motor. Menempuh jarak berkilo-kilo meter jauhnya untuk bisa menjemput pengesahan gelar sarjana yang sudah diimpikan. Sedangkan sang ayah yang bekerja sebagai buruh tukang bangunan itu menanti kabar bahagia dari rumah. Namun siapa sangka, STIE Malangkucecwara ini justru memberikan kejutan dan apresiasi yang tidak terduga.
Dijelaskan oleh Ketua Panitia Wisuda Fera Tjahjani SE AK MM CA, kejutan ini direncanakan sangat mendadak oleh tim pelaksana wisuda. “Faiq merupakan mahasiswa bidik misi yang sekolah di sini. Kebetulan kemarin saat gladi bersih, dia diminta mewakili wisudawan wisudawati untuk memberikan pidato. Kami tanya-tanya, katanya besok datang dengan ibu dan bapak ndak bisa datang karena kendala biaya, maka kami berinisiatif untuk menjemput dan menghadirkan ayahnya saat wisuda tanpa diketahui siapapun,” paparnya.
Lebih jauh, gelaran wisuda hybrid ini merupakan yang kedua kali sejak pandemi. Total, ada 90 wisudawan offline dan 88 wisudawan lainnya yang memilih online. Prosesi wisuda ini juga dilaksanakan tidak sembarangan, melainkan ada beberapa syarat yang harus dipenuhi.
Mulai dari penerapan protokol kesehatan ketat , peserta boleh membawa pendamping maskimal dua orang dengan seluruhnya menunjukkan sertifikat vaksin COVID-19 saat pendaftaran, pemangkasan jam pelaksanaan yang hanya 2,5 jam hingga adanya sterilisasi area.
“Memang masuk kampus tanpa aplikasi PeduliLindungi tapi saat daftar melalui google form, wisudawan dan pendamping harus mengupload bukti vaksinasi COVID-19,” jelas Fera.
Kepala Bagian Humas, Benita Rachmania, menambahkan alasannya pemilihan wisuda secara hybrid karena keterbatasan peserta wisuda yang bisa menghadiri acara secara langsung dan demi keamanan kesehatan.
“Alhamdulillah wisuda kali ini berjalan sukses dan mendapat pantauan langsung dari Satgas Covid dan TNI-Polri yang dihadiri langsung Danramil dan Kapolsek setempat,”pungkasnya.
Adapun, ada 11 wisudawan terbaik dalam prosesi wisuda kali ini. Dimana, lima wisudawan dari Jurusan Manajeman, ialah Nabilah Khairunnisa dengan IPK 3,854; Firliany Ahlia Adenia dengan IPK 3,851; Vena Frista Meida Bayuningtyas dengan IPK 3,842; Winny Riesa Kesaulia dengan IPK 3,806 dan Milatul Khoyimah dengan IPK 3,795.
Kemudian lima wisudawan Jurusan Akutansi yaitu, Aldona Rismayda Frinka dengan IPK 3,981; Sekar Wijaya Kusumaningsih dengan IPK 3,931; Irsalina Dafinah Putri dengan IPK 3,911; Muhammad Faiq Izzulhaq Alauza’i dengan IPK 3,869 dan Fitriana Pangestuti dengan IPK 3,858. Sekaligus 1 wisudawan Program Studi Pascasarjana oleh Annisa Dini Fathonah, S.E.