Tugumalang.id – Pada pergantian tahun dari 2022 ke 2023, area Pesarean Gunung Kawi, Desa Wonosari, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur, akan dimeriahkan dengan berbagai kegiatan budaya yang bisa diikuti masyarakat.
Yayasan Ngesti Gondo yang merupakan pengelola Pesarean Gunung Kawi akan menggelar Gebyar Seni dan Budaya Gunung Kawi 2022 pada 30 Desember 2022-1 Januari 2023. Acara ini didukung oleh Tugu Malang ID sebagai media partner.
“Kegiatan ini digelar dalam rangka untuk melestarikan dan mengembangkan budaya Jawa,” ujar Ketua Yayasan Ngesti Gondo, Tjandra Jana, Jumat (23/12/2022).
Selain itu, kegiatan ini juga diharapkan bisa meningkatkan jumlah wisatawan di Kabupaten Malang, khususnya di Desa Wonosari.
“Gebyar Seni dan Budaya Gunung Kawi rencananya akan menjadi kegiatan tahunan. Diharapkan nantinya dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Desa Wonosari bahkan ke Kabupaten Malang pada tahun-tahun mendatang. Sehingga, usaha hotel atau penginapan, rumah makan, dan restoran dapat berkembang dan penyerapan tenaga kerja dapat semakin meningkat,” jelas Tjandra.
Ragam Acara
Ragam acara yang digelar di antaranya adalah pagelaran seni dan budaya oleh pemuda-pemuda Desa Wonosari, lighting show, bazar makanan dan jajanan Limangewu, pameran UMKM, pelatihan membuat jelly art, kreasi puding, workshop kecantikan, serta lomba mewarna tingkat TK se-Kecamatan Wonosari.

Untuk lomba mewarnai tingkat TK, para peserta nantinya tak hanya mengikuti lomba begitu saja. Mereka juga akan mengikuti tur berkeliling area Pesarean Gunung Kawi agar lebih mengenali situs tersebut.
“Seraya menunggu penjurian, anak-anak akan diajak berkeliling ke area Pesarean Gunung Kawi. Ini bertujuan untuk mengenalkan tempat wisata serta tempat ibadah yang ada di sekitar mereka, sekaligus menanamkan nilai toleransi dan kecintaan terhadap kebudayaan sejak usia dini,” jelas Tjandra.
Anak-anak berusia 4-10 tahun nantinya juga bisa mengikuti aktivitas edukasi yang terdiri dari menghias donat, cupcake, dan membuat burger. Disediakan pula aktivitas bermain gamelan dan permainan tradisional seperti engklek dan sebagainya.
Untuk memanjakan lidah pengunjung, para pelaku UMKM telah siap menjajakan aneka makanan tradisional dalam Bazar Limangewu.
“Bazar ini bertujuan menambah wawasan masyarakat tentang berbagai jenis makanan tradisional dan melestarikan kebudayaan Indonesia yang dilahirkan secara turun temurun. Ini juga untuk mendorong pertumbuhan dan perkembangan pelaku UMKM khususnya di bidang kuliner,” terang Tjandra.
Di samping itu, juga akan ada pameran UMKM untuk mempromosikan kreasi warga Kecamatan Wonosari. “Kami berkominten membantu menumbuhkan potensi UMKM dan memudahkan proses pemasaran kepada wisatawan.
Diharapkan dengan adanya pameran ini, pelaku UMKM dapat lebih mudah mengenalkan hasil produk. Sehingga, roda perekonomian masyarakat Kecamatan Wonosari dapat kembali berputar di masa pasca pandemi,” pungkas Tjandra.
Reporter: Aisyah Nawangsari
Editor: Herlianto. A