Oleh: Welas Sri Mulyati*
Tugumalang.id – Malam itu, koridor-koridor panjang ia susuri
Bunyi roda yang berdecit
Mengejar waktu
Tapi malam itu, waktu terlampau jauh melaju
Rapalan do’a berselimut luka memenuhi langit-langit
Dengan hati yang terus menjerit
***
Pagi ini,
Pandangannya meredup
Binar di matanya sudah mati
Terganti pandangan kosong mengiris hati
Ia jatuh terduduk
Mencengkram gaun hitamnya yang kotor oleh tanah merah yang masih basah
Ia menghirup semua elegi
Menyesakkan dada bagi siapa saja pelakunya
***
Tidak,
Ia tidak menangis
Matanya tidak berair
Seluruhnya telah habis di malam itu
Tapi percayalah
Hatinya terus meronta
Menuntut keadilan
Mengapa harus sosok itu yang pergi?
***
Gadis itu berteriak dengan suara paraunya
Meminta penjelasan pada awan, pada hujan, pada langit
Namun takdir telah berkata
Bahwa superheronya telah pergi
***
Langkahnya gontai menuju rumah
Teringat nasihat yang disampaikan dengan senyum ramah
Ia akan bangkit
Ia akan mewujudkan cita
Agar sosok di sana tersenyum bangga melihatnya.
*Penulis adalah member Pondok Inspirasi
Editor : Herlianto. A