MALANG, Tugumalang.id – Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Malang (FEB Unisma) menggelar International Visiting Professor dari luar negeri dengan menghadirkan Assoc. Prof. Zulnadi Yacoob dari Universiti Sain Malaysia ( USM).
Acara Visiting Professor ini dilaksanakan selama 22-25 Februari 2023 dengan berbagai rangkaian kegiatan akademik yang berwawasan global dibidang ekonomi, manajemen, bisnis dan Akuntansi.
Salah satu gelaran International Visiting Professor dengan narasumber Assoc. Prof. Zulnadi Yacoob adalah Guest Lecture bagi Mahasiswa yang mengupas tentang Comprehending the Emerging Issues on MSME’s in Malaysia and Indonesia after COVID-19 Pandemic. Kegiatan yang diperuntukkan bagi para mahasiswa dan dosen ini digelar pada Hari Kamis, 23 Februari 2023 bertempat di Ruang Seminar B7 Lantai 7 Universitas Islam Malang.
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Malang, Nur Diana SE, MSi dalam openingnya mengatakan, bahwa apresiasinya kehadiran expert di bidang entrepneurship dan accounting yang telah banyak malang melintang dalam melakukan riset kolaborasi dengan dosen di berbagai perguruan Tinggi. Menurutnya dalam waktu dekat akan dikolaborasikan periset dari FEB UNISMA dengan USM, Malaysia.
“Pasca-pandemi telah merubah berbagai perilaku bagi pelaku bisnis terutama di Industri UKM, Ini sangat menarik jika dikembangkan menajdi riset kolaborasi tentang Isu UKM di Indonesia dengan negara lain sehingga dapat menciptakan pengembangan Khasanah penelitian. Untuk itulah kita harus jelidan memahai pentingnya isu-isu global maupuan Peluang serta tantangan yang melanda pelaku bisnis UKM sebagai garda terdepan dalam menopang perekonomian Negara” tuturnya.

Sementara itu dalam paparannya Assoc. Prof. Zulnaidi Yacoob, A,M. yang membahas kondisi UMKM saat kondisi Covid-19 dan langkah-langkah untuk menghadapi serta mengambil opportunity dari krisis agar bisa bertumbuh.
Beberapa poin penting yang beliau sampaikan adalah Menurunnya permintaan pasar: Karena lockdown dan pembatasan sosial lainnya yang diberlakukan di banyak negara, konsumen mengurangi pengeluaran mereka dan membatasi belanja hanya pada barang-barang esensial. Ini berarti banyak UMKM mengalami penurunan permintaan pasar, terutama yang bergerak di sektor-sektor non-esensial.

Menurutnya pada masa pandemi juga terjadi gangguan rantai pasokan dimana Banyak UMKM bergantung pada impor bahan baku dari negara lain, Kesulitan dalam mendapatkan pinjaman, Tidak bisa beroperasi secara normal.
”Untuk mengatasi tantangan ini, UMKM dapat mencari solusi kreatif seperti memperluas pasar melalui penjualan online, menemukan sumber daya bahan baku alternatif, menjaga hubungan baik dengan mitra bisnis, dan mempertahankan kesehatan keuangan dengan berbagai strategi manajemen risiko,” katanya.
Selain itu, dukungan dari pemerintah dan lembaga keuangan dapat membantu UMKM bertahan selama pandemi COVID-19. Adanya dukungan dari pemerintah bisa membantu sustainability bisnis dan membantu kestabilan ekonomi.(*)
editor: jatmiko