Malang, Tugumalang.id – Limbah grey water atau cairan sisa kotoran budidaya ikan kerap membuat air menjadi keruh dan berbau anyir hingga menggangu lingkungan. Untuk itu, dosen Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang membuat inovasi pemanfaatan limbah water grey hasil budidaya ikan nila di Malang.
Budi daya ikan nila sudah digeluti beberapa warga, salah satunya di perumahan Pondok Harapan Indah, Jalan Terusan Sigura Gura Kota Malang. Selama ini air limbah budidaya ikan terbuang begitu saja ke selokan.
Para dosen Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP), ITN Malang yakni Dr Lies Kurniawati Wulandari, Ir I Wayan Mundra, Dr Hardianto, dan Ir Munasih kemudian melakukan penelitian yang juga melibatkan beberapa mahasiswa.
Limbah cair grey water diolah dengan menggunakan model fisik yang terdiri dari dua proses pengolahan, yaitu wetland dengan menggunakan akar wangi (Vetiveria zizanoides), dengan media tanah terendam dan fitoremediasi.
Baca Juga: Kembangkan Kopi Lokal Sumberdem, Dosen ITN Malang Ciptakan Mesin Roasting Canggih
“Kondisi kolam ikan nila airnya keruh dan berbau, sehingga sangat mengganggu warga, pengunjung atau tamu yang datang. Maka, air kolam perlu ada treatment dengan menggunakan akar tanaman baik secara model atau prototipe yang dapat diterapkan di lapangan. Sehingga nampak taman limbah grey water dan green teknologi,” kata Dr Lies.
Menurutnya, rumput vetiver (akar wangi) selama ini terkenal sebagai bahan kerajinan dan tanaman hias. Padahal juga dapat dimanfaatkan sebagai agen remediator air limbah. Hal tersebut telah teruji dari berbagai penelitian yang dapat menjadi solusi untuk pemenuhan air bersih khususnya di wilayah perkotaan.
Pada berbagai penelitian akar wangi dapat dimanfaatkan untuk mengolah air yang tercemar bahan berbahaya, seperti logam berat, limbah antibiotik, limbah cair organik dan limbah cair dari proses pengolahan kelapa sawit.
Dikatakan, penelitian tersebut menerapkan filter dengan media tanaman akar wangi, dengan menggunakan variasi debit air, jumlah batang, dan waktu tinggal dari filter tersebut. Variabel penelitian yang diamati adalah pH, warna, kekeruhan, TDS, nitrat, nitrit, Fe, bau, dan coli tinja. Metode yang digunakan dalam analisis data adalah uji regresi linier dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 26.
Upaya pengolahan limbah grey water dengan cara mengendapkan grey water pada lahan basah buatan (constructed wetland) yang berisi tanaman akar wangi untuk menghasilkan air bersih. Dimana hasil (output) yang didapat telah memenuhi standar kualitas air bersih yang akan digunakan sebagai input ke kolam tersebut, atau bisa dibuang ke saluran air.
Baca Juga: Ciptakan Penyedap Rasa Alami, Mahasiswa ITN Malang Dapat Hibah Riset dari Indofood
Dengan demikian, maka secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa penggunaan filter pengolahan limbah menggunakan variasi debit air, jumlah batang, dan waktu tinggal mampu mereduksi polutan yang terkandung dalam limbah grey water.
“Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model filter mampu meningkatkan kualitas air limbah. Sehingga air limbah berubah menjadi air bersih kelas 2. Ini telah memenuhi standar kualitas air bersih yang disyaratkan oleh pemerintah (Permenkes no 2 tahun 2023),” lanjutnya.
Air kelas 2 adalah air yang dapat digunakan untuk prasarana atau sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman dan atau peruntukan lain yang memper syaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
Hasil penelitian pada tahun pertama ini akan diterapkan pada tahun kedua dengan menanam akar wangi dengan atau tanpa media pada kolam ikan nila. Harapannya bisa menjadi sebuah implementasi green technology (Tahapan Kesiapan Teknologi/TKT 5-7).
“Yakni validasi kode, komponen dan atau kumpulan komponen dalam lingkungan yang relevan, demonstrasi model atau prototipe sistem atau subsistem dalam lingkungan yang relevan dan demonstrasi prototipe sistem dalam lingkungan atau aplikasi sebenarnya,” tandasnya.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Reporter: M Sholeh
Redaktur: jatmiko