Tugumalang.id – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang menggelar Workshop Tata Laksana Gizi Buruk dan Stunting Bagi Tenaga Kesehatan, di Harris Hotel & Convention Malang, pada Kamis (11/11/2021)
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Kota Malang, Latifah Hanun menjelaskan bahwa stunting merupakan kondisi kurang gizi yang dialami anak. Biasanya, stunting ditandai dengan tubuh yang pendek pada anak di bawah usia lima tahun.
Kata dia, anak yang mengalami stunting dapat terlihat pada saat menginjak usia dua tahun. “Stunting biasanya terjadi karena kurangnya gizi pada anak dalam 1.000 hari pertama kehidupan,” jelasnya.

Di samping itu, juga kurangnya edukasi soal asupan gizi dan darah saat hamil, kekurangan energi kronik akibat pola makan yang tidak benar, sanitasi dan kebersihan lingkungan yang buruk, hingga infeksi penyakit.
Karenanya, salah satu upaya untuk mencegah stunting yakni dengan mempersiapkan kondisi ibu sejak usia remaja. “Dari remaja, rutin konsumsi tablet tambah darah, sampai setelah menikah atau hamil. Saat hamil juga ditambah dengan pemeriksaan rutin kehamilan dan harus dijaga sampai melahirkan hingga 1.000 hari pertama kelahiran,” imbuhnya.
Lebih jauh, berbagai kebijakan dan koordinasi lintas sektor turut digaungkan guna percepatan penanganan stunting. Termasuk workshop yang digelar luring terbatas dengan protokol kesehatan ini.
“Workshop ini untuk menyamakan presepsi bagaimana tata laksana dalam menangani kondisi yang ada di masyarakat, dipelajari serta pendampingan dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) Kota Malang,” ujarnya.
Dijelaskan Hanun, saat ini prevalensi stunting Kota Malang berhasil turun 9,9 persen. Hal ini sudah melebihi target nasional 14 persen pada tahun 2023.(ads)
Reporter: Feni Yusnia
Editor: Lizya Kristanti