Malang, Tugumalang.id – Tim pengabdian Masyarakat kolaborasi antara Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) dan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Negeri Malang, melaksanakan pengabdian masyarakat dengan tema ‘Model Pengembangan Peraga Flip Chart dan Food Model Dalam Capacity Building Peer Educator “Cegah Stunting Sedari Dini”.
Kegiatan pengabdian masyarakat dilaksanakan di Pondok Pesantren Assalafi Al – Fitrah Surabaya. Acara itu diikuti 50 Santri husada. “Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kapasitas santri husada dalam pencegahan stunting sedari remaja” tutur ketua Pengabdian masyarakat, Zumroh Hasanah, S.Keb., Bd., M.Kes (Kebidanan FK UM).
Turut pula bersama tim, Dra. Desiana Merawati, M.Si., AIFO (Ilmu Keolahragaan FIK UM), Alifia Candra P., S.Keb., Bd., M.Kes (Kebidanan FK UM), Dessy Amelia, S.Keb., Bd., M.Kes (Kebidanan FK UM), dan Rizqie Putri Novembriani, S.Keb,Bd.,M.K.M (Kebidanan FIK UM).
Selain tim dosen, kegiatan ini juga melibatkan mahasiswa Aisya Nur Fadilah (IKM FIK UM), Putri Nurika Dewi (IKM FIK UM), Lailatul Qodria (PKO FIK UM), Moh. Andi Arif Billah (Ilmu Keolahragaan FIK UM), dan Caesar Yusro Athilla (Ilmu Keolahragaan FIK UM).
Latar belakang pengabdian masyarakat itu dilaksanakan, lantaran permasalahan gizi masih saja terjadi di Indonesia. Bahkan mengalami peningkatan. Salah satu permasalahan gizi yang menjadi prioritas nasional adalah stunting.
Baca Juga: Cegah Stunting sejak Remaja, FK UM Edukasi Santri Remaja Putri Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah Surabaya
Menurut data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, capaian stunting di Indonesia menurun hingga 2,8% dari 24,4% pada tahun 2021 menjadi 21,6%. Pencegahan stunting menjadi bagian integral dari upaya global untuk mencapai target Sustainable Development Goals (SDGs) ke-2, yaitu menghilangkan kelaparan dan segala bentuk malnutrisi pada tahun 2030, serta meningkatkan ketahanan pangan.
Mencapai target menurunkan kasus stunting hingga 40% pada tahun 2025 merupakan langkah konkret yang tidak hanya mendukung kesehatan dan kesejahteraan generasi masa kini, tetapi juga mempersiapkan fondasi yang kuat untuk masa depan yang lebih berkelanjutan dan produktif bagi masyarakat global.
Dalam Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting Indonesia Tahun 2021-2024 oleh BKKBN, kelompok prioritas penanganan stunting salah satunya adalah pada kelompok remaja putri. Tingginya prevalensi stunting menunjukkan bahwa asuhan gizi dan kesehatan di tingkat keluarga belum optimal.
Pencegahannya perlu dimulai sejak remaja, masa kritis yang menentukan kesehatan reproduksi dan kualitas generasi berikutnya. Remaja putri perlu menerapkan pola makan gizi seimbang dengan porsi karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral yang memadai. Konsumsi protein hewani seperti telur, ikan, dan daging perlu diprioritaskan.
Tablet Tambah Darah (TTD) satu tablet per minggu juga penting untuk mencegah anemia, yang dapat berakibat pada stunting pada anak yang dilahirkan kelak. Pengetahuan tentang gizi dan kesehatan reproduksi bagi remaja dapat meningkatkan kesadaran remaja tentang pentingnya pencegahan stunting sedari dini.
Peer educator atau pendidik sebaya merupakan kegiatan edukasi untuk mempengaruhi kelompok sebaya, memberikan dan mengembangkan pengetahuan, sikap, dan perilaku kelompok sebaya mengenai pola makan sebagai pencegahan stunting.
Baca Juga: Dosen FK UM Ajak Para Santri Ponpes Al Mustaqim Kenali Perubaan Fisik dan Emosi Diri Melalui Aplikasi e-Modul
Penyelenggaraan Capacity building Peer Educator di dukung oleh penggunaan alat peraga yang tepat, terbukti efektif dalam membantu remaja memahami materi yang disampaikan diantaranya adalah flipchart dan food model.
Kegiatan ini merupakan suatu upaya konstribusi dalam meningkatkan efektivitas program pencegahan stunting pada remaja yang dilaksanakan melalui pendidikan kesehatan yang dilanjutkan dengan demonstrasi dengan alat peraga edukasi menggunakan piring sekat yang serupa dengan isi piringku Kementrian Kesehatan.
Para santri remaja putri dan para narasumber saling bediskusi secara aktif, ditambah dengan adanya flipchart yang memudahkan para santri dalam memahami materi yang disampaikan.
Selain itu juga, terdapat alat peraga menggunakan piring sekat yang serupa dengan isi piringku dan food model Kementerian Kesehatan, untuk memvisualisasikan para santri husada tentang porsi makanan yang mereka butuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, yang pada akhirnya membantu mencegah stunting.
Pada akhir acara, tim abdimas menyampaikan apresiasi kepada Pondok Pesantren Assalafi Al – Fitrah Surabaya atas izin dan dukungan kegiatan serta seluruh peserta atas antusiasme dan partisipasi aktif. Dengan diadakannya kegiatan ini diharapkan tidak hanya memberikan pengetahuan baru bagi para santri husada, tetapi juga meningkatkan kesadaran diri dan sikap positif santri akan kontribusi aktif pencegahan stunting sedari remaja.(*)
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Sumber: Abdimas FK Universitas Negeri Malang (UM)
editor: jatmiko