Tugumalang.id – Pelatihan jurnalistik untuk mahasiswa bertajuk “Jurnalistik untuk Semua” digelar Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Malang (BEM FEB Unisma), di Lab Multimedia Lantai 3 Gedung FEB Unisma, pada Rabu (29/6/2022).
Kegiatan yang digelar secara hibrid ini, dihadiri oleh perwakilan dari masing-masing Unit Aktivitas Mahasiswa dan Unit Aktivitas Profesional FEB Unisma serta peserta luring yang turut bergabung melalui media Zoom.
Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan jurnalistik dan mengajarkan teknik dasar dalam menulis artikel atau berita lengkap dengan pemaparan perihal foto jurnalistik.

Dekan FEB Unisma, Nur Diana SE MSi menjelaskan bahwa pelatihan ini merupakan kegiatan yang penting karena sejalan dengan visi dan misi FEB Unisma yang saat ini sedang fokus untuk meningkatkan kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) tidak hanya sesuai dengan kompetensi bidang ilmu, tetapi juga dalam segi softskill.
Lebih lanjut, Diana menyampaikan bahwa FEB Unisma membutuhkan peran semua unit yang ada di bawahnya termasuk Unit Aktivitas Mahasiswa untuk menyajikan informasi berkualitas ke publik.
Terlebih, tambah dia, FEB Unisma saat ini telah banyak menjalin kerja sama dengan media cetak dan elektronik sehingga para sivitas akademika Unisma memiliki cukup ruang untuk mempublikasikan kegiatan tridarma perguruan tinggi.

“Pelatihan jurnalistik ini hadir untuk membantu mahasiswa dalam memahami jurnalisme yang sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari,” jelasnya.
“Sebagai konsumen informasi, pengetahuan jurnalistik juga dibutuhkan untuk memfilter dan mengkritisi informasi yang beredar di berbagai media,” imbuhnya.
Menurut wanita yang berpengalaman menjadi Pimpinan Redaksi LPM MEI di FEB Unisma itu, semua orang dapat menulis namun belum tentu dapat menjabarkan informasi secara akurat, cepat, dan sesuai kaidah jurnalistik.

“Untuk itulah pelatihan ini sangat penting guna menumbuhkan kemampuan linguistik, baik dalam komunikasi verbal maupun tertulis,” jelasnya.
“Kekuatan tulisan akan menghancurkan karena adanya pengaruh tulisan yang negatif. Sebaliknya, kekuatan tulisan yang baik akan menghasilkan perubahan yang positif,” imbuhnya.
Kata dia, FEB Unisma akan segera mengenalkan Kelompok Studi Jurnalistik. Di mana nantinya jurnalistik itu akan masuk ke dalam setiap Unit Aktivitas Mahasiswa, tidak hanya dalam bentuk satu Unit Kegiatan Mahasiswa saja.
“Di era yang serba digital ini, penting rasanya untuk mempublikasikan setiap kegiatan yang sudah dilakukan,” ucapnya.
Dengan diselenggarakannya pelatihan ini, dia berharap mahasiswa bisa menyajikan informasi yang berkualitas ke publik. “Mahasiswa harus tahu bahwa mereka juga perlu untuk mempublikasikan tri dharma perguruan tinggi. Tulisan yang dibuat haruslah sebuah tulisan yang memiliki kekuatan sehingga bisa menghasilkan suatu perubahan atau dampak yang positif bagi khalayak,” pungkasnya.
Sementara CEO Tugu Media Group, Irham Thoriq yang hadir sebagai pembicara menyampaikan soal teknik dasar menulis yang di dalamnya dipaparkan soal struktur tulisan, penyuntingan, hingga kode etik jurnalistik.
“Bukan hanya sekedar menulis, penulis juga harus menjadi seolah pembacanya. Agar tulisan yang disampaikan dapat menarik banyak orang,” jelas Thoriq, sapaan akrabnya.
“Jurnalistik seyogyanya memang harus masuk di dunia pendidikan. Kita bisa memulai mempublikasikan berbagai hal yang berkaitan dengan pendidikan, baik prestasi yang diraih, program unggulan, pelaksanaan kegiatan, hingga penerimaan siswa maupun mahasiswa,” imbuhnya.
Kata dia, keikutsertaan pelajar dalam kegiatan jurnalistik memberikan manfaat yang sangat penting untuk lembaga pendidikan. Selain itu, melalui ini dapat pula mengembangkan kemampuan berpikir kritis, logis, dan keahlian berorganisasi serta melakukan wawancara.

Selain materi tentang teknik penulisan berita dan bagaimana cara menggali data, peserta juga mendapat ilmu terkait foto jurnalistik. General Manager Tugu Jatim, Bayu Eka memberikan bekal pengalamannya sebagai seorang fotografer profesional.
“Mendalami dunia foto jurnalistik itu butuh waktu dan pengalaman. Banyak sekali tuntutan seperti misal tidak boleh ada pengulangan tokoh yang terlalu sering. Sebuah foto memiliki segi fungsional, dalam fotografi kita juga terkadang menomor duakan estetik dan lebih mengedepankan isi cerita dalam foto yang kita ambil. Sebuah foto itu haruslah menggambarkan berita yang ingin disampaikan,” jelas Bayu.(*)