Kota Batu, tugumalang.id – Dalam kurun 3 tahun terakhir, angka kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Kota Batu, Jawa Timur menurun drastis. Data dari Dinas Pariwisata Kota Batu, dari angka kunjungan 7,4 juta wisatawan pada 2023, jumlah wisman hanya sekitar 1.000 orang.
Fakta ini terbilang memprihatinkan. Apalagi menilik dari jumlah destinasi wisata hingga potensi yang ada di kota berjuluk Swiss Kecil ini, jauh lebih unggul dari Kota Malang. Namun pada faktanya, lalu-lalang turis mancanegara di Kota Malang lebih sering terlihat.
Fenomena ini disadari betul jajaran direksi Taman Rekreasi Selecta yang sudah banyak makan asam garam dunia pariwisata di Kota Batu. Direktur PT Selecta Pramono mengakui jika kunjungan wisman ke Selecta paling tinggi tercatat pada awal 2000-an. Jauh berbeda dengan sekarang, hampir terbilang tidak ada.

“Selebihnya, tersisa beberapa turis asal Belanda. Itu tujuan utamanya napak tilas leluhur mereka, mereka ada ikatan masa lalu dengan tempat ini,” jelas Pramono pada tugumalang.id, Jumat (22/9/2023).
Butuh Peran Agen Travel
Pramono juga heran mengapa turis asing hanya memilih destinasi ke Bromo jika berkunjung ke Malang. Padahal, masih banyak destinasi yang wajib untuk dikunjungi dan tak kalah indahnya. Terlepas dari itu, menurut dia, peran agen travel dalam hal ini punya peranan penting.
Sebab itu, Selecta akan menggenjot kunjungan turis asing dengan menjalin hubungan kerjasama dengan para agen travel lebih intensif. Selain itu, sejumlah edukasi sejarah akan kembali digenjot dengan kemasan kekinian.
Kondisi ini sebenarnya juga sudah dirasakan oleh Dinas Pariwisata Kota Batu sejak 3 tahun terakhir. Menurut Kepala Disparta Kota Batu, angka tertinggi kunjungan wisman ke Kota Batu terakhir terjadi pada 2019. Hanya saja, tren positif itu patah akibat pandemi COVID-19.
”Sejak pandemi itu memang menurun drastis, tak hanya wisatawan mancanegara, wisatawan lokal saja menurun,” kata Arief.
Sebab itulah, pada 2023 ini pihaknya menggodok berbagai cara untuk menggaet turis asing. Seperti menggelar event berskala internasional diantaranya mulai Hiking Mount Arjuna, Batu International Tourism Paragliding Festival, Motorcross dan Rock Gunung.
Dari event tersebut, wisatawan juga akan dikenalkan berbagai macam potensi pariwisata yang ada di Kota Batu. Mulai dari wisata alam, buatan, seni dan budaya hingga kuliner. Arief menargetkan pada 2023 ini angka kunjungan wisman bisa mencapai 250 ribu orang. “Semoga bisa tercapai,” ujarnya.
Hanya saja, target tersebut harus dibarengi dengan banyak kajian strategis dan sinergi semua pelaku wisata. Seperti dikatakan Rizky Ramdhan, salah satu agen perjalanan di Kota Batu yang berpengalaman menjalankan tur wisata ke Eropa dan negara-negara lain selama ini.
Menurut Rizky, ada banyak langkah strategis yang harus dilakukan untuk menggaet turis asing. Paling penting, Kota Batu harus memperkuat destinasi wisata ikonik dan kultur yang kuat. Kota Batu kata Rizky, sudah memiliki potensi itu meski masih harus dipertajam lagi.
Selain itu, menurut Rizky, juga memerlukan kesiapan SDM pelaku wisata, mulai tour guide hingga penyedia akomodasi yang juga harus berbenah. Baik secara mental maupun keterampilan berbahasa asing.
“Di sisi lain, Pemerintah Kota Batu dalam hal ini juga perlu membenahi semua fasilitas dan infrastruktur pendukung sesuai standar SDGs, pembangunan pariwisata secara berkelanjutan,” ungkapnya.
Berani Promosi ke Luar Negeri
Namun sebagai langkah awal, Pemkot Batu dan juga pelaku wisata juga mengubah strategi promosinya. Selama ini, Rizky melihat masih melihat sumber informasi destinasi wisata di Kota Batu masih tersaji dalam bahasa indonesia saja, termasuk di laman website dan media sosial.
Lebih lanjut, Pemkot Batu juga perlu memperluas promosi ke luar negeri. Tidak hanya di dalam negeri saja. Rizky memaparkan pentingnya mengirim para pelaku wisata mengikuti sejumlah travel fair agent di sejumlah negara. Di situ, pesona pariwisata Kota Batu bisa lebih dikenalkan ke dunia.
“Dari situ kemudian, Pemkot Batu bisa mengundang agen-agen wisata luar negeri itu ke sini. Kita biarkan mereka melihat sendiri potensi wisata Kota Batu. Sepulangnya dari sini, harapannya mereka bisa membuat dan menjual paket tour wisata-nya ke Kota Batu,” tuturnya.

Sebelumnya, Pj Wali Kota Batu Aries Agung Paewai juga berkomitmen untuk meningkatkan pelayanan dan infrastruktur pariwisata. Tahun 2023 ini, Pemkot Batu menargetkan 10 juta kunjungan lebih tinggi dari tahun 2022 sebelumnya yang mencapai 7,4 juta wisatawan.
Untuk mendukung target ini Aries meminta semua jajaran ASN Kota Batu turut berkontribusi. Caranya dengan menjadi marketing pariwisata. Gencarnya promosi baik secara online maupun lisan akan membuat nama Kota Batu semakin dikenal sebagai destinasi wisata favorit.
Aries menyampaikan, keterlibatan ASN penting perannya dalam memajukan ekonomi pariwisata yang menjadi sektor unggulan. Bukan hanya ASN, tetapi setiap desa/kelurahan juga harus bertumbuh menampilkan pariwisata sesuai potensi unggulan.
“Rencana terdekatnya, pihaknya akan membuat program ‘Seminggu Untuk Wisatawan,’ untuk menarik wisatawan tinggal lebih lama di Kota Batu,” imbuh pria yang juga menjabat Kepala Disdik Provinsi Jatim itu.
Sebagai informasi, Kota Batu memiliki jejak sejarah yang panjang hingga dikenal dengan julukannya sebagai De Kleine Switzerland atau Swiss kecil. Kota Batu sejak zaman kolonial memang diprioritaskan untuk menjadi kawasan peristirahatan karena letak geografisnya di ketinggian dengan keeksotisan bentang alamnya.
BACA JUGA: Berita tugumalang.id di Google News
reporter: Ulul Azmy
editor: jatmiko