MALANG – Banjir di sejumlah titik di Kota Malang akhir-akhir ini mendapat sorotan keras warga. Pasalnya, saat terjadi hujan lebat, dalam hitungan menit, sejumlah wilayah kota sudah terendam banjir. Bahkan terakhir ada 20 wilayah mengalami banjir dan 260 rumah warga terendam.
Sejumlah ahli berpendapat, bahwa penyebab banjir di kota pendidikan ini terjadi, lantaran daerah resapan air di kota makin minim.
Ahli Perencanaan Wilayah dan Tata Kota, Agustina Nurul Hidayati menyebut, berkurangnya daerah resapan air ini akibat massifnya alih fungsi lahan menjadi pemukiman, mall, hingga pertokoan.
”Sehingga, daerah resapannya semakin sempit dan terjadi banjir. Misalnya, ada di kompleks Stadion Gajayana. Kan fungsinya resapan air. T api malah jadi mall (Malang Olympic Garden),” sebutnya.
Selain itu, massifnya pembangunan pemukiman di wilayah bantaran sungai juga jadi faktor semakin menyempitnya daerah aliran sungai. Saat membangun rumah di bibir sungai, pondasi rumah harus menjorok masuk ke sungai.

Terlebih, lanjut Nurul, kondisi topografi Kota Malang terletak di wilayah lereng. Artinya, Kota Malang mendapat kiriman volume air cukup banyak, dari daerah yang berada di dataran lebih tinggi seperti Kota Batu.
”Kota Batu sendiri juga terjadi hal yang sama, daerah resapannya juga berkurang sehingga menyebabkan run-off atau air yang turun ke bawah tak ada batas, volumenya besar sekali,” lanjutnya.
Nurul memiliki data bahwa Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kota Malang juga sangat minim. jika merunut sesuai aturan UU No. 26/2007 tentang tata ruang adalah 30 persen dari total luas wilayah. “Kalau saat ini, total RTH tidak sampai 20 persen dari total luas wilayah,” jelasnya.
Sebab itu, ia mengimbau masyarakat kini berlomba memperbanyak daerah resapan air. Selain itu, harus merubah kebiasaan masyarakat membuang sampah sembarangan. Sampah, juga kata dia mampu menyumbat saluran drainase saat turun hujan.
”Lagi, semua rumah agaknya juga sudah harus mempersiapkan sumur resapan. Di perumahan-perumahan juga harus punya sumur injekso untuk menahan limpasan air,” pungkasnya.