Tugumalang.id – Bangunan sekolah di SD dan SMP Satu Atap di Dusun Brau Desa Gunungsari Kota Batu, Jawa Timur, yang berdiri di atas tanah bergerak perlu perhatian segera. Usai terdampak pergerakan tanah, struktur bangunan sekolah rawan roboh.
Saat ini, Dinas Pendidikan sudah melakukan kajian untuk membangun gedung sekolah baru di lokasi yang lebih aman. Menurut Kepala Dinas Pendidikan Kota Batu Enny Rahayuningsih, anggaran perbaikan sekolah satu-satunya di dusun itu butuh biaya Rp 500 juta.
Seperti diketahui, bangunan terdampak saat ini sebelumnya difungsikan untuk ruang guru dan ruang kepala sekolah. Bangunan di sisi selatan tersebut mengalami keretakan parah. Terutama pada bagian atap, dinding hingga lantai.
Saat ini, ruangan tersebut mulai dikosongkan untuk mengantisipasi kejadian tak diinginkan. Sejumlah barang-barang sudah mulai dikeluarkan satu per satu pasca kejadian.
“Untuk pembangunan nanti baru bisa kami usulkan di 2023. Kalau langsung di tahun ini belum bisa,” terang Eny dihubungi, Rabu (21/12/2022).
Meski begitu, aktivitas belajar mengajar disana tidak sampai terhenti. Para guru dan kepala sekolah juga tidak bisa menempati ruangannya dengan tenang untuk sekedar beristirahat atau menyelesaikan laporan.
Sebenarnya, ada usulan lain lagi agar sekolah ini dipindah ke tempat yang lebih aman. Menurut Siti, rencana pembangunan sekolah akan digeser lebih jauh di kawasan Dusun Jantur, Desa Brau. Namun ada pertimbangan lain terkait akses sekolah yang terlalu jauh.
Seperti dikatakan Kepala BPBD Kota Batu Agung Sedayu, bahwa sebenarnya pihaknya lebih merekomendasikan agar bangunan sekolah satu atap itu direlokasi ke tempat yang lebih aman.
Pasalnya, berdasarkan hasil kajian PVMBG, BPBD Provinsi dan Geologi UB, kawasan disana memang tidak direkomendasikan untuk ditempati karena kondisi tanah yang labil. Kawasan itu merupakan kawasan rawan bencana.
Namun di sisi lain, hanya disanalah sekolah satu-satunya di kawasan pemukiman petani yang terletak di ketinggian, di lereng Bukit Paralayang itu. Sebagai jalan tengah, BPBD merekomendasikan untuk menata aliran air dengan membuat sumur pelegah.
Pengaturan ini penting untuk mengurangi tingkat kejenuhan tanah disana. Diketahui, kejenuhan tanah ini juga dipengaruhi oleh sumber mata air yang ada di sekitar lereng.
“Dengan membuat sumur pelegah ini nanti guna mengatur muka air tanah dan kelembapan tanah. Tapi tetap saja, di wilayah itu memang tidak aman untuk ditempati,” paparnya.
Meski begitu, di beberapa sisi, Agung masih dapat menjamin bangunan di areal sisi utara masih aman untuk difungsikan. Tanah yang labil banyak tetjadi si di satu sisi saja di bagian selatan.
“Tapi nanti akan kita kaji lagi karena intensitas hujan yang tinggi masih berpotensi membuat tanah disana jenuh. Jadi potensi pergerakan tanah di sana kedepannya masih besar,” ungkapnya.
Reporter: M Ulul Azmy
Editor: Herlianto. A