Kota Batu, Tugumalang.id – Pemkot Batu agaknya perlu putar otak lebih keras lagi menghadapi libur lebaran 2023 mendatang. Pasalnya, di momen itu Kota Batu akan dipadati wisatawan sehingga perlu skema yang solid untuk mengantisipasi kemacetan jenuh.
Biang kemacetan ini selain akibat jalan yang terlalu sempit di Jalan Ir Soekarno – Jalan Pattimura, juga karena keterbatasan kantong parkir. Setiap akhir pekan, terutama libur lebaran, kemacetan di pusat kota Alun-Alun bukanlah hal asing.
Kemacetan ini ditengarai karena para wisatawan bingung mencari tempat parkir sehingga aktivitas itu menghambat laju lalu lintas. Itu terjadi juga karena ketersediaan kantong parkir di Alun-Alun cukup terbatas.
Situasi itu membuat Forum Lalu Lintas Angkutan Jalan (FLLAJ) Kota Batu berupaya mencari formula yang tepat untuk mengurai kesemrawutan itu. Hal itu dibenarkan Kanit Turjawali Satlantas Polres Batu, Ipda M Huda kerap terjadi pada H+2 hingga H+7 lebaran.
”Kebanyakan pengendara, terutama roda empat ini berhenti karena bingung mau cari tempat parkir dimana. Mereka sampai bolak-balik putar Alun-Alun hanya untuk mencari tempat parkir,” ungkap Huda, Rabu (29/3/2023).
Huda menyarankan kepada Dishub Kota Batu untuk membuka kantong parkir baru. Titik-titik yang direkomendasikan seperti di Jalan Gajah Mada agar kedua sisi bahu jalan dijadikan tempat parkir.
Saat ini, parkir hanya memanfaatkan satu bahu jalan sisi utara yang dijadikan tempat parkir menyerong. Padahal menurut dia, lebar Jalan Gajah Mada masih memungkinkan untuk dijadikan kantong parkir di dua kedua sisi bahu jalan.
“Nah nanti ketika mulai padat, sisi selatan Jalan Gajah Mada bisa dibuka untuk kantong parkir secara pararel. Karena semakin banyak kendaraan masuk, maka butuh lahan parkir,” imbuhnya.
Di sisi lain, Dishub Kota Batu juga sudah sejak lama berkutat mencari solusi untuk masalah ini. Terakhir, mereka mewacanakan untuk membangun gedung parkir bertingkat. Untuk tempatnya rencana akan dibangun di Jalan Kartini memanfaatkan bangunan aset Pemkot Batu,
Kepala Dishub Kota Batu, Imam Suryono menuturkan, selain sebagai mengatasi kemacetan, pembangunan gedung parkir bertingkat juga dapat menambah potensi PAD dari sektor retribusi parkir tepi jalan.
“Rencananya gedung itu dibangun tiga tingkat. Di bagian paling atas akan ada sentra kuliner untuk UMKM Kota Batu. Untuk gedung parkirnya bisa menampung hingga 1.400 kendaraan,” jelasnya.\
Hanya saja wacana ini masih terjadi perdebatan karena Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai punya pemikiran berbeda. Menurut dia, pembangunan gedung parkir bertingkat itu dianggap tidak cocok dengan konsep kota pariwisata alam yang dikenal dengan lewat panorama alamnya.
Menurut pandangan Aries, gedung parkir bertingkat itu lebih cocok dibangun di kota padat permukiman. Konsep itu diadopsi dari tren modern. Dari pada membangun gedung bertingkat, lebih baik jika area parkir itu dibangun di lahan terbuka.
“Menurut saya pribadi kurang pas. Lebih pas jika membangun area parkir dengan memanfaatkan lahan desa yang juga bisa dimanfaatkan sebagai rest area dengan tetap mengedepankan panorama alamnya,” jelas Aries Paewai beberapa waktu lalu.
Selain itu, dibangunnya area parkir bertingkat ini nantinya juga akan berdampak pada aktivitas ekonomi warga sekitarnya. “Kalau ada area parkir yang memadai maka perekonomian juga akan ikut berjalan,” jelasnya.
Reporter: Ulul Azmy
editor: jatmiko