MALANG – Sebuah truk molen tiba-tiba berjalan sendiri tanpa pengemudi hingga menabrak kedai di depan kamar mayat RSSA Malang pada Sabtu (8/10/2022) malam. Padahal, truk itu sedang terparkir usai melakukan proses pengecoran pembangunan gedung forensik dan kamar mayat RSSA Malang.
Kejadian itu mengakibatkan bagian depan kedai yang berada di jalan belakang RSSA, Kota Malang itu mengalami kerusakan. Sementara truk molen yang menabrak mengalami kerusakan ringan pada bagian bemper. Namun kejadian itu tak menimbulkan korban luka maupun korban jiwa.
“Kejadiannya sekitar pukul 20.00 WIB. Kedai dan apotek ini kan satu pemilik. Saya dapat kabar langsung ke sini dan kedainya sudah rusak,” kata Nur, penjaga apotek yang berada tepat di sebelah kedai, Minggu (9/10/2022).

Berdasarkan informasi dari warga yang melihat kejadian, Nur mengatakan bahwa ada sesosok perempuan yang tampak masuk ke dalam truk itu sebelum truk itu berjalan sendiri.
“Kata warga ada sosok yang masuk truk, lalu truk tiba-tiba jalan sendiri. Tapi waktu truk berhenti menabrak itu gak ada orang di kursi sopir,” katanya.
Sementara itu, Pengawas Proyek, Roni mengatakan bahwa truk molen tersebut memang sedang terparkir usai melakukan pengecoran selama sekitar 30 menit. Kemudian sopir melakukan pembersihan sisa-sisa cor yang menempel di bagian belakang truk sekitar 10 menit.
“Posisi truknya itu parkir, drivernya membersihkan talang di belakang truk. Di dalam kabin driver tidak ada orang, posisi hand rem, netral dan roda diganjal. Tapi tiba-tiba truknya nyelonong, harusnya kan lurus, tapi dia belok ke kiri dan nabrak kedai ini,” ucapnya.
“Kalau dijelaskan secara logika gak masuk akal. Setelah nabrak itu dicek posisi ya masih hand rem. Kata ojol lihat itu bilang ada sosok perempuan yang masuk kabin truk, lalu terbang, lompat ke lantai 2 bangunan proyek,” imbuhnya.

Menurutnya, kejadian aneh ini bukan yang pertama ditemuinya selama 3,5 bulan pembangunan gedung itu. Pihaknya juga sering mendapatkan pesan dari warga setempat agar berhati-hati dalam proses pembangunan ruang forensik dan kamar mayat RSSA Malang itu.
Dikatakan, satpam penjaga proyek juga pernah mengalami kesurupan sebanyak 2 kali dalam proses pembangunan gedung berlantai 8 itu. Tak hanya itu, peralatan pembangunan juga kerap kali tak bisa beroperasi saat digunakan, sementara kondisi alat normal usai dicek.
“Seperti mesin bortel buat pasang pancang tiba tiba mati, tapi dicek normal, gak ada masalah,” ujarnya.
“Kemudian waktu membongkar awal bangunan forensik dan kamar mayat ini, 3 bego (excavator) kami rusak gak bisa digunakan secara berturut-turut, gak bisa bongkar,” imbuhnya.
Usai mendapat wejangan dari tokoh masyarakat hingga warga setempat, pihaknya kemudian mengirim doa untuk orang-orang yang meninggal di kamar mayat itu. Dia juga memesankan kepada para pekerja proyek untuk selalu berdoa dan permisi sebelum bekerja.
“Itu sebagai antisipasi hal-hal yang tak diinginkan juga. Intinya agar diberikan kelancaran saja,” tandasnya.
Sementara untuk kerusakan kedai tersebut, pihaknya akan bertanggungjawab memperbaikinya hingga selesai. Kini pintu kedai itu ditutup menggunakan triplek untuk sementara waktu.
Reporter: M Sholeh
Editor: Herlianto. A