MALANG – Meski usianya masih dibilang sangat muda, Afkar Duwera Rizky Gyza, sudah memiliki segudang prestasi yang patut dibanggakan. Yakni, sudah mengenakan sabuk hitam di bela diri karate. Padahal usianya waktu itu 11 tahun.
Tak hanya berhasil mengenakan sabuk hitam pada Agustus 2019 lalu, tapi putra bungsu Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Malang, Sugiarto Kasmuri ini, juga berhasil memecahkan rekor dalam sejarah keluarganya, yang juga pernah menekuni seni bela diri asal Jepang.
Seperti 2 orang pamannya, meraih sabuk hitam di usia 13 tahun dan 12 tahun. Sedangkan Afkar, berhasil mengenakan sabuk hitam pada usia 11 tahun.
Prestasi membanggakan itu tak lepas dari buah kerja keras latihannya bertahun-tahun sejak duduk di kelas 1 SD di Bandung.
Padahal, kata Afkar, mulanya ia tak memiliki hasrat mengikuti seni bela diri yang membutuhkan stamina fisik prima itu. ”Gak suka awalnya, capek dan sakit,” tuturnya ditemui di kediamannya, Jumat (19/2/2021).
Hingga kemudian berkat dorongan kakeknya, Surya Burhanudin yang merupakan inspirator dan motivator pendidikan tinggi global bagi banyak generasi muda Indonesia, Afkar menemukan jati dirinya. Bocah yang kini genap berusia 12 tahun itu terus giat berlatih, berlatih dan berlatih ekstra keras secara rutin.
Afkar mengaku mulai menemukan keasyikan karate sejak dihadapkan pada kompetisi pertandingan pertamanya. ”Awalnya nervous, sampai muntah. Tapi disitu, saya beranikan diri untuk lanjut tanding dan ternyata bisa menang. Disitu saya mulai ketagihan,” akunya.
Afkar mengenal olah raga karate berkat Surya Burhanudin atau akrab dipanggil Opa. Opanya juga seorang atlit karateka. Pada usia 6 tahun Afkar mulai ikut olah raga Karate, sebagai bagian dari ekskul di SD BPI Bandung. Berlanjut di usia 7 tahun bergabung dengan Club Karate Kyokushinkai di Bandung.
Pada usia 8 tahun, anak bungsu dari 2 bersaudara ini bergabung dengan Club Karate Shotokan Australia di Sydney, ketika ayahnya ditugaskan di Kantor OJK Sydney. Kembali ke Indonesia pada usia 9 tahun. Lalu Afkar bergabung dengan Club Karate INKAI Sekbil di Jakarta, dan mulai mengikuti pertandingan di berbagai kompetisi tanah air.
Prestasi juara mulai diraihnya satu per satu, baik untuk kategori Kumite beregu maupun Kata perorangan. Sederet prestasi diraihnya dengan gemilang. Mulai Juara 3 Kumite Kejurda INKAI Jakarta Selatan, Juara 3 Kumite Kejurprov INKAI Jakarta, Juara 3 Kumite Kejurnas INKAI 2018 di Banjarmasin dan Juara 1 Kata Beregu Kejurprov INKAI 2019.
Lanjut di usia 10 tahun, Afkar mulai mencoba ikut bertanding di arena luar negeri dan berhasil meraih Medali Emas sebagai Juara Kumite di Milo Malaysia International Open Karate Championship Kuala Lumpur pada Juli 2018.
Medali emas kembali diraih pada Februari 2019 sebagai Juara Kumite di Silent Knight Malaysia International Open Karate Championship di Kuala Lumpur.
Berlanjut di Juli 2019 utk ketiga kalinya di luar negeri berturut-turut, Afkar berhasil meraih Medali Emas sebagai Juara Kumite di Milo Malaysia International Open Karate Championship Kuala Lumpur pada Juli 2019, bahkan juga meraih Medali Perak utk Katagori Kata.
Hingga di usianya ke 11 tahun, Afkar berhasil menggapai impiannya untuk meraih Sabuk Hitam Karate sebagai penyandang predikat DAN 1 INKAI (Institut Karate Indonesia), yang juga secara bersamaan meraih predikat sebagai Peserta Ujian DAN 1 Terbaik Putra.
Saat ini, Afkar tercatat berdomisili di Kota Malang, bersekolah di SMPN 8 Kota Malang. Motto mimpi yang tinggi, tekad yang kuat serta terus giat berlatih, terlihat pada sosok anak usia dini berprestasi ini. Menjadi Karateka Kelas Dunia merupakan impiannya.
Untuk ini Afkar memimpikan nantinya bisa kuliah di Jepang, supaya bisa mendalami lebih jauh olah raga beladiri di negara asalnya. ”Saya sangat dekat sama Opa, karena beliau yang selalu semangati terus. Opa sering bilang, harus bisa, harus juara. Terima kasih, Opa,” pungkasnya.