BATU, Tugumalang.id – Masyarakat diimbau untuk tetap waspada penyakit kencing tikus atau leptospirosis. Pasalnya, angka kasusnya masih terus meningkat di sejumlah daerah di Jawa Timur. Dinkes Provinsi Jatim mencatat hingga Maret 2023 mencapai 249 kasus.
Kasus terbanyak terjadi di Kabupaten Pacitan sebanyak 204 kasus dan 6 orang diantaranya meninggal dunia. Sementara di daerah lainnya seperti di Kabupaten Gresik, Kabupaten Lumajang, Kota Probolinggo, Kabupaten Sampang dan Kabupaten Tulungagung.
Sebelumnya, pada 2022 tercatat ditemukan ada sebanyak 606 kasus. Di Kota Batu juga dilaporkan ada 1 kasus pada tahun lalu. Namun pasien itu cepat mendapatkan penanganan dan berhasil sembuh. Dia mengimbau masyarakat untuk meningkatkan perilaku hidup sehat.
“Apalagi sekarang sudah mulai masuk musim hujan. Diharap masyarakat mulai membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat,” ungkap Kepala Dinkes Kota Batu, drg Kartika Trisulandari, Rabu (8/3/2023).
Sebagai pencegahan, pihaknya telah mengaktifkan semua fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) terkait kasus tersebut sebagai tindak lanjut dari Kemenkes.
Memasuki musim penghujan, kewaspadaan pada penyakit kencing tikus perlu ditingkatkan. Karena umumnya bakteri leptospira ini menyebar melalui air atau tanah. Bahkan bisa menyebar melalui urin atau darah hewan yang terinfeksi.
“Beberapa hewan yang bisa menjadi perantara penyebaran selain tikus, yaitu sapi, anjing, dan babi. Jika terkena urin hewan tersebut atau kontak dengan air atau tanah yang telah terkontaminasi bisa jadi tertular,” papar Kartika.
Sementara, hewan yang terjangkit bakteri ini tidak menunjukkan gejala apapun. Namun, gejala muncul pada manusia yang terkena bakteri ini. Bakteri ini masuk ke tubuh manusia melalui luka, makanan, dan minuman.
“Selain menjaga perilaku sehat dan bersih. Diimbau masyarakat menggunakan alat pelindung jika beraktivitas di genangan air, seperti sepatu boot,” imbaunya.
Reporter: Ulul Azmy
editor: jatmiko