Aqua Dwipayana*
“Oh ya, saya lupa. Mohon maaf Mas Aqua. Saya akan menghubungi tetangga tersebut untuk minta tolong dia agar berkenan memberangkatkan umrah marbot yang selama ini bertugas di masjid dekat rumah saya,” ujar seorang teman tahun lalu sebelum pandemi Covid-19.
Sebelumnya teman itu di salah satu Grup WhatsApp mengomentari tulisan saya tentang rombongan umrah The Power of Silaturahim yang dipimpin Nurcholis MA Basyari. Dia mengatakan ada tetangganya yang sudah membiayai umrah lebih dari 200 orang namun tidak pernah mempublikasikannya.
Membaca infonya itu saya sangat bersyukur, sebab banyak orang yang memiliki rezeki yang peduli pada sesama. Sehingga mereka yang selama ini kurang beruntung dari sisi ekonomi bisa dibantu. Merasakan beribadah langsung di Tanah Suci: Mekkah dan Madinah.
Mengenai kebenaran semua informasi dari teman itu “wallahu a’lam”. Hanya dia dan TUHAN yang tahu.
Teman itu menyampaikan hal tersebut sebagai reaksi dari ketidaksukaannya atas tulisan saya tentang aktivitas rombongan umrah The Power of Silaturahim. Meski kegiatan itu sangat positif, namun ada yang merespon negatif.
Saya waktu itu tidak mempedulikannya. Niat saya adalah mensyiarkan kebaikan. Doa dan harapannya ada pembaca yang mampu kemudian tergerak hatinya untuk melakukan hal yang sama, bahkan lebih dari itu. Minimal mendoakan kegiatan umrah tersebut agar makin lancar, sukses, dan barokah. Aamiin ya robbal aalamiin…
Lumayan Besar
Seperti biasa saya terus mensyiarkannya termasuk berbagai kegiatan positif lainnya. Itu sekaligus sebagai bentuk pertanggungjawaban saya kepada semua pihak yang telah membantu program umrah The Power of Silaturahim terutama para donaturnya.
Umumnya mereka yang membaca tulisan saya tentang umrah itu senang. Bahkan beberapa orang diantaranya terus menyemangati saya dengan menyarankan rutin melaksanakannya setiap tahun.
Mereka tidak hanya menyarankan. Lebih dari itu menyumbangkan sejumlah uang yang nilainya lumayan besar buat mendukung kegiatan umrah The Power of Silaturahim.
Teman-teman tersebut senang dengan kegiatan itu. Apalagi setelah bertatap muka langsung dengan seluruh rombongan umrah The Power of Silaturahim yang akan berangkat.
Biasanya tiga hari dua malam sebelum berangkat ke Tanah Suci seluruh rombongan umrah The Power of Silaturahim dikumpulkan di Jakarta. Malam sebelum meninggalkan Tanah Air ada pertemuan ramah-tamah sekaligus perkenalan.
Sementara Nurcholis sebagai Ketua rombongan umrah The Power of Silaturahim memberikan berbagai arahan dan informasi penting buat semua rombongan. Itu untuk mereka pedomani agar khusyuk selama menjalani ibadah umrah.
Kontradiktif sekali
Kembali tentang teman yang mau nitip marbot masjidnya itu, saat saya sarankan agar minta tolong kepada tetangganya yang dermawan, saya merasakan ekspresinya ragu-ragu. Sepertinya tidak yakin bakal terwujud.
Melihat sikapnya yang awalnya “menyerang” saya di salah satu Grup WhatsApp dan akhirnya minta tolong tentang hal serupa, saya menilainya seperti menjilat ludahnya sendiri. Tanpa dia sadari sudah mempermalukan dirinya.
Saya banyak belajar dari kejadian itu. Salah satunya agar lebih hati-hati menyampaikan komentar apalagi di Grup WhatsApp. Banyak orang yang membacanya
Selain itu, penilaiannya jadi negatif karena awalnya “menyerang” karena merasa tidak senang. Belakangan malah minta tolong. Sikapnya tersebut kontradiktif sekali.
Semoga kita dapat terus belajar dengan mendukung semua kegiatan positif. Lebih baik lagi mencontohnya dan ikut mensyiarkannya. Aamiin ya robbal aalamiin…
>>🇮🇩Dari Bogor saat menikmati kebersamaan dengan keluarga tercinta, saya ucapkan selamat membiasakan diri bersikap konstruktif. Salam hormat buat keluarga. 17.45 04092021😃
🇮🇩<<<*Motivator Nasional, Penulis Buku Trilogi The Power of Silaturahim