MALANG, Tugumalang.id – Saat merayakan momen Hari Raya Idul Fitri yang jatuh pada awal bulan Syawal. Di Indonesia memiliki Tradisi Syawalan yang unik jika dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia saat merayakan Idul Fitri.
Tradisi Syawalan di Indonesia biasanya dihelat sepekan setelah Idul Fitri atau bersamaan dengan Lebaran Ketupat. Tradisi tersebut sebagai bentuk rasa syukur setelah melewati ibadah puasa di bulan Ramadan dengan lancar dan dipertemukan kembali dengan Idul Fitri.
Jika dilihat dari etimologis budaya dan sejarah, Tradisi Syawalan merupakan akulturasi antara budaya masyarakat di masing-masing daerah yang bercampur dengan nilai atau ajaran-ajaran agama Islam. Hal itu sebagai bentuk syiar agama Islam di Indonesia.
Seperti diketahui masyarakat Indonesia sebelum agama Islam masuk mayoritas menganut Hindu Buddha dan juga aliran kepercayaan. Karena jika dilihat dari tradisi Arab di mana agama Islam lahir tidak ditemukan budaya Tradisi Syawalan seperti di Indonesia.
5 Tradisi Syawalan di Indonesia
Berikut ini Tugumalang.id telah merangkum 5 Tradisi Syawalan di Indonesia:
1. Grebeg Syawal Yogyakarta
Keraton Yogyakarta setiap tahun ketika momen Idul Fitri tiba selalu menggelar acara Grebeg Syawal sebagai bentuk Tradisi Syawalan. Tradisi tersebut merupakan acara adat turun-temurun di Keraton Kasultanan Yogyakarta.
Grebeg Syawal berisi arak-arakan tujuh gunungan hasil bumi yang dikawal oleh pasukan berkuda Keraton Yogyakarta. Gunungan hasil bumi akan dibawa ke masjid untuk didoakan dan kemudian diperebutkan oleh masyarakat yang hadir dalam acara Grebeg Syawal.
2. Grebeg Syawal Solo
Acara Grebeg Syawal di Solo hampir serupa dengan acara Grebeg Syawal di Yogyakarta. Bukan hanya kedua daerah tersebut meneruskan trah Kerajaan Mataram Islam tetapi memang merupakan Tradisi Syawalan yang sudah turun-temurun.
Grebeg Syawal di Solo diselenggarakan oleh Keraton Kasunanan Surakarta. Ada dua gunungan berbentuk seperti tumpeng dan secara filosofis mewakili laki-laki dan perempuan. Karena gunungan pertama berbentuk runcing dan gunungan kedua berbentuk kubah atau tumpul.
Masing-masing gunungan tersebut berisi hasil bumi untuk gunungan pertama dan gunungan kedua berisi nasi dan aneka lauk pauk yang nantinya akan disantap bersama-sama oleh masyarakat.
3. Grebeg Syawal Cirebon
Grebeg Syawal Cirebon berbeda dengan Grebeg Syawal yang ada di Yogyakarta dan Solo. Acara Tradisi Syawalan di Cirebon berupa tradisi ziarah ke makam leluhur yakni Sunan Gunung Jati atau Fatahillah yang melakukan syiar Islam di daerah tersebut.
Selain itu juga ziarah ke makam para sultan Cirebon yang telah wafat di Astana Gunung Sembung dan dipimpin langsung oleh Sultan Kanoman dari Keraton Cirebon.
4. Terater Madura
Salah satu Tradisi Syawalan yang populer di kalangan masyarakat Indonesia khususnya masyarakat Madura adalah Tradisi Terater Madura. Biasanya dilaksanakan satu minggu setelah Idul Fitri atau setelah puasa syawal selama enam hari.
Tradisi Teratur Madura berupa menu lebaran yakni ketupat dan opor ayam kemudian dibawa ke masjid atau musala untuk didoakan bersama-sama. Setelah didoakan ketupat dan opor ayam dibagikan kepada masyarakat.
5. Tradisi Ketupat Tauge Semarang
Tradisi Syawalan unik lainnya yakni Tradisi Ketupat Tauge atau Ketupat Jembut di Semarang, Jawa Tengah. Tradisi tersebut adalah bagi-bagi ketupat yang berisi tauge dan bentuknya menyerupai rumput sehingga dinamakan Ketupat Jembut.
Tradisi tersebut dilaksanakan sepekan setelah lebaran dan biasanya diawali dengan pesta petasan selepas Subuh lalu bagi-bagi uang dari masyarakat. Ketupat Tauge sudah diberi bumbu olahan sehingga tinggal makan tanpa perlu menambahkan sayur lainnya.
Demikian informasi Tradisi Syawalan yang dilaksanakan masyarakat Indonesia setelah Hari Raya Idul Fitri. Semoga bermanfaat!.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Penulis: Bagus Rachmad Saputra
Editor: Herlianto. A