Malang, tugumalang.id – Mendidik anak memang tak semudah yang dibayangkan. Dengan karakter anak yang belum terbentuk sepenuhnya menjadikan orang tua memiliki peran besar dalam mendidik dan membentuk karakter anak sejak kecil.
Ditambah zaman sekarang dengan lingkungan yang bisa dibilang kurang baik bagi tumbuh kembang anak membuat orang tua semakin cemas dalam menyekolahkan anaknya. Sehingga pesantren menjadi salah satu tempat pilihan yang bisa dipercaya bagi sekian banyak orang tua, dalam menitipkan anaknya memperdalam pengetahuan baik umum maupun agama.
Karena tidak bisa mendidik secara langsung, terpisah jauh darinya kerap membuat orang tua memanjakan anaknya. Sehingga anak tidak bisa mandiri di pesantren.
Padahal salah satu tujuan dari hidup di pesantren untuk melatih anak terbiasa mandiri. Berikut ini ada beberapa kebiasaan orang tua yang membuat anak manja di pesantren :
1. Terlalu ikut campur urusan di pesantren
Banyak orang tua yang terlalu ikut campur dalam urusan anak di pesantren. Mereka sering membela anaknya yang melakukan pelanggaran. Padahal orang tua tidak mengetahui apakah anaknya bersalah atau tidak.
Mereka hanya mendengarkan cerita dari satu sisi yaitu sang anak yang kadang kala mencari pembelaan atas kelakuannya yang melanggar. Sehingga orang tua mengadu pada pengasuh dan tak jarang menyalahkan pengurus.
Padahal nyatanya anaknya yang bersalah. Hendaknya jika orang tua sudah memasrahkan anak di pesantren tentu harus mengikuti semua aturan yang ada. Tanpa harus ikut campur pada pengasuh dan pengurus.
2. Terlalu menuruti kemauan anak
Rasa tega yang dimiliki orang tua merupakan perwujudan rasa sayang yang ditunjukkan terhadap anak. Namun sering kali situasinya kurang tepat. Dengan segala karakter anak yang dimilikinya memang tidak mudah untuk menghadapinya. Apalagi terpaut jauh di pesantren menjadikan orang tua dan anak jarang bertemu.
Sehingga orang tua sering menuruti kemauan anak yang kadang kala tidak semestinya seperti anak hanya sakit kepala meminta pulang langsung dituruti.
Ada acara karnaval anak dijemput supaya bisa menonton dan tak jarang orang tua menggunakan alasan kebohongan untuk mendapat izin dari pengasuh. Bahkan ada juga orang tua bolak balik hanya mengambil pakaian kotor anaknya untuk dicuci di rumah. Lalu apa gunanya anak dititipkan di pesantren jika tidak dibiarkan belajar mandiri dengan mencuci baju sendiri.
3. Senang memanjakan anak
Rasa cinta orang tua pada anaknya sering diwujudkan dengan cara yang beragam. Salah satunya dengan memanjakan anak secara berlebihan baik berupa afeksi maupun materi.
Anak dimanjakan dengan materi yang tidak ukuran dengan tujuan agar anaknya betah. Namun hal itu justru menimbulkan dampak negatif bagi anak. Dia menjalani hidup hedon di pesantren tanpa memikirkan susah payah orang tua dalam mencari rejeki.
Padahal salah satu tujuan dari hidup di pesantren adalah anak bisa mengelola keuangan sebaik mungkin. Menerima apa adanya tentang kehidupan.
4. Memberikan anak tanggung jawab atas perbuatannya
Rasa tanggung jawab harus diajarkan dan ditanamkan pada anak sejak kecil melalui hal yang sederhana. Sehingga ketika di pesantren anak bisa bertanggung jawab atas perbuatan yang dilakukan. Tanpa harus mengikutsertakan orang tua. Dengan begitu, anak bisa lebih mandiri meskipun jauh dari orang tua.Seperti jika anak melakukan pelanggaran di pesantren biarkan ia bertanggung jawab atas perbuatannya.
BACA JUGA: Berita tugumalang.id di Google News
Penulis : Fitriatul H. (Magang)
editor: jatmiko