Tugumalang.id – Sidang Paripurna Majelis Dewan Guru Besar Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum atau (MDGB PTNBH) yang digelar Universitas Brawijaya Malang menghasilkan sejumlah rumusan. Terutama soal peran akademisi dalam mencegah krisis lingkungan hidup.
Sidang itu dihadiri oleh 228 profesor dari 21 PTN se-Indonesia di Ijen Suites Hotel selama dua hari mulai Rabu, 16 Maret 2023 hingga Kamis, 17 Maret 2023. Mereka bersama bertukar pendapat menyikapi isu-isu strategis terkini, utamanya soal lingkungan.
Hasilnya, dari pertemuan ini akan menyusun ‘policy brief’ terkait banyak hal terkait isu lingkungan hidup. Mulai dari teknologi lingkungan, ketahanan pangan, deforestasi, hukum dan kebijakan publik, pertambangan dan sejumlah isu yang perlu menjadi perhatian pemerintah untuk mencegah terjadinya krisis.
Policy Brief merupakan dokumen yang berisi paparan dasar rasional untuk membantu pembuat kebijakan mengambil keputusan. Policy brief ini nanti akan disampaikan kepada Pemerintah untuk ditindaklanjuti sebagai dasar pijakan.
Prof Harkristuti Harkrisnowo SH MA PhD, selaku Ketua Panitia Sidang MDGB PTNBH memandang bahwa isu lingkungan hidup perlu menjadi perhatian penuh di seluruh dunia.
“Kami sebagai akademisi menyadari bahwa krisis Sumber Daya Alam, lingkungan hidup dan persoalan climate change menjadi permasalahan besar yang sedang dihadapi di seluruh dunia,” ujarnya.
Mau tidak mau, persoalan lingkungan itu juga akan berpengaruh pada kualitas kehidupan masyarakat Indonesia. Sebagai bentuk pengamalan Tri Dharma mereka, para profesor ini juga akan menyusun buku kepakaran.
Buku kepakaran ini berisi identifikasi masalah yang disusun tiap PTNBH sesuai bidang kepakarannya masing-masing. Misal di ITB ada Pusat Studi Pertambangan, di UB punya Pusat Studi Kebencanaan.
“Jadi nanti isinya berbeda-beda isunya. Dari itu semua nanti akan kita konkretkan lagi dalam bentuk Pokja,” terangnya.
Dalam kegiatan bertajuk “Konstruksi PTNBH dalam Menghadapi Krisis Lingkungan Hidup dan SDA dalam Mewujudkan Indonesia Emas 2045” itu juga diharapkan dapat menghasilkan road map dan pengembangan keilmuan dalam bidang lingkungan hidup dan SDA.
Ketua Dewan Profesor UB Prof Dr H Armanu SE MSc mengatakan ada empat tujuan utama dari rangkaian ini. Pertama, merumuskan kebijakan yang harmonis dan sinergis dalam menghadapi krisis lingkungan.
Kedua, merumuskan langkah-langkah strategis menghadapi krisis lingkungan hidup dan sumber daya alam menuju Indonesia Emas 2045. Ketiga, berbagi pengalaman terkait peran institusi masing-masing dalam pencegahan eksploitasi lingkungan hidup dan sumber daya alam.
“Dan, keempat, harapan kami dapat menggalang kerja sama antar PTNBH untuk menanggulangi eksploitasi lingkungan hidup dan sumber daya alam,” tegasnya.
Bahasan terkait lingkungan hidup ini kata dia memang perlu dibahas karena krisis yang terjadi dari hari ke hari semakin krusial. Mulai dari bidang ekonomi, moral, dan lainnya.
Hal senada dikatakan Rektor UB Malang, Prof Widodo SSi MSi PhD, bahwa dari kegiatan ini menjadi momen anak bangsa untuk memikirkan masa depan Indonesia. Terlebih dalam hal pengembangan berbasis SDA, bagaimana Indonesia mengolah bahan baku tersebut menjadi sebuah bahan industri.
“Memanfaatkan alam lingkungan yang dimiliki agar menjadi modal untuk pembangunan Indonesia. Jangan malah SDA ini dimanfaatkan oleh orang luar negeri dan kita menikmati sedikit saja,” katanya.
Reporter: M Ulul Azmy
Editor: Herlianto. A