MALANG — Sebagai wilayah terluas kedua di Provinsi Jawa Timur, Kabupaten Malang memiliki segudang tempat wisata alam. Mulai kawasan lereng Semeru hingga pantai selatan, tersebar puluhan tempat wisata alami.

Salah satunya adalah tempat pemandian alami Sumber Taman. yang berada di Desa Karangsuko, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang. Lokasinya bisa dijangkau sekitar 1 jam dari Kota Malang dengan kendaraan umum maupun pribadi.
Air sumber yang jernih membuat banyak pengunjung ingin berenang dan berlama-lama berendam. Apalagi didukung suasana udara sejuk, dengan pohon-pohon tinggi dan besar yang rindang di sekitar kolam. Makin menambah betah menikmati suasana.
Rimbunnya daun membuat cahaya matahari sulit untuk menembus. Pohon-pohon itu seolah menjadi payung alami yang melindungi pengunjung dari terik matahari.
Selain suasana yang sejuk dan pemandangannya yang indah, airnya yang berwarna biru tua dan jernih serta kolam airnya yang luas menjadi daya tarik tersendiri. Airnya yang tak terlalu dalam membuatnya begitu nyaman untuk dipakai berenang.
Asal Usul Sumber Taman
Layaknya suatu tempat wisata alam di Indonesia, banyak mitos yang beredar di masyarakat serta media terkait asal-usul Sumber Taman. Namun, Mbah Supiati, penduduk asli Sumber Taman menyatakan bahwa semua mitos itu tidak benar.
“Banyak mitos yang katanya Sumber Taman itu awalnya berasal dari dua orang yang sedang pacaran lalu dikutuk menjadi dua pohon besar dan memunculkan sumber mata air. Mitos itu tidak benar,” ucapnya, Sabtu, (13/11/2021).
Menurutnya, dahulu kala terdapat sesorang bernama Pak Taman yang berniat melakukan babat alas untuk lahan pertanian di sini. Namun saat beliau mencangkul di sekitar salah satu pohon besar kemudian muncul sumber mata air yang semakin lama semakin deras.
“Cerita aslinya, dulu mbah buyut saya namanya Pak Taman yang melakukan babat alas di daerah ini, beliau bermaksud membuka lahan pertanian. Namun, Ketika mencangkal di bawah salah satu pohon besar tiba-tiba muncul sumber mata air, makanya kemudian masyarakat menyebutnya sumbernya Pak Taman,” jelas cicit penemu sumber tersebut.
“Dulu tidak ada yang berani tinggal di daerah sini selain keluarga kami, karena tepat di bibir kolam sumber mata air itu dulunya ada bangunan yang digunakan orang-orang Belanda untuk malakukan rapat serta tempat istirahat sementara. Namun sayangnya bangunan tersebut rusak karena tertimpa reruntuhan pohon besar dan sekarang menjadi warung,” tambahnya.
Reporter : Muhammad Fathoni
Editor: Sujatmiko