Malang, Tugumalang.id – Terobosan Pemkot Malang yang mendirikan Warung Tekan Inflasi ‘Mbois Ilakes’ dinilai sukses menstabilkan kebutuhan pokok dalam masa Natal dan Tahun Baru (Nataru). Kini, warung sembako murah itu rencananya akan diperpanjang hingga Ramadan 2024.
Pj Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat menyampaikan bahwa warung yang menyediakan sembako murah tersebut terbukti mampu menstabilkan harga kebutuhan pokok di Kota Malang saat Nataru.
Bahkan, kata Wahyu, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) RI juga menilai bahwa angka inflasi Kota Malang sudah turun dan berada di bawah angka rata rata inflasi Jatim maupun nasional.
Baca Juga: Warung Tekan Inflasi di Kota Malang Mampu Stabilkan Harga Kebutuhan Pokok saat Nataru
Melihat dampak positif Warung Tekan Inflasi dalam masa Nataru itu, Wahyu berencana akan terus membuka warung sembako murah tersebut hingga bulan Ramadan atau Idul Fitri 2024.
“Insyaallah kami akan teruskan sampai dengan lebaran (Idul Fitri). Supaya harga harga bahan pokok yang dibutuhkan masyarakat itu semua tetap terkendali,” kata Wahyu usai meninjau Warung Tekan Inflasi di Pasar Besar Kota Malang, Rabu (27/12/2023).
Menurutnya, bulan suci Ramadhan tak lama lagi juga akan tiba, yakni di bulan Februari 2024. Untuk itu, dia telah menginstruksikan Dinas Koperasi, Perdagangan dan Perindustrian (Diskopindag) Kota Malang untuk melanjutkan Warung Tekan Inflasi tersebut.
“Kalau gak salah Hari Raya Idul Fitri kan Maret 2024. Ini kan gak terlalu jauh. Makanya saya minta Kadiskopindag untuk teruskan Warung Tekan Inflasi ini sampai Maret. Agar di Nataru sampai Idul Fitri harga terkendali,” ujarnya.
Baca Juga: Sediakan Sembako Murah, Pemkot Malang Dirikan ‘Warung Tekan Inflasi’ di 3 Pasar Selama Nataru
Rencananya, anggaran penyediaan warung sembako murah itu tetap akan dialokasikan melalui BTT Kota Malang. Dikatakan, Warung Tekan Inflasi untuk Nataru dianggarkan sebesar Rp 2 milyar. Sedangkan untuk anggaran selanjutnya, Wahyu mengaku akan segera memperhitungkan.
“Warung Tekan Inflasi sekarang kan dianggarkan Rp 2 milyar. Ini dibuka dari 24 sampai 31 Desember 2023. Kemudian Januari 2024, kami juga akan ambilkan dari BTT yang sudah terprogram. Karena inflasi ini kan naik turunnya tidak terprediksi,” jelasnya.
Wahyu menyampaikan bahwa rencana perpanjangan Warung Tekan Inflasi ini muncul dari masyarakat yang menanyakan soal keberadaan program sembako murah yang hanya ada di hari hari tertentu. Dari situ, masyarakat menyampaikan harapan agar warung sembako murah itu tetap dilanjutkan di hari hari biasa juga.
Terlebih menurutnya, dampak Warung Tekan Inflasi ini juga cukup jelas yakni menstabilkan harga dan memperkuat daya beli masyarakat hingga menekan angka inflasi Kota Malang saat Nataru.
“Ini betul betul terkoreksi, harga bahan pokok yang saat ini tinggi sekali akhirnya memang drop, sekarang turun sekali dan hari ini juga stabil. Jadi tetap kami gelontor supaya harga tetap bisa stabil terus,” tandasnya.
Diketahui, cabai rawit di ‘Warung Tekan Inflasi’ ini dibandrol dengan harga Rp 45 ribu per kilogram dari harga normal saat ini sekitar Rp 70 ribu. Kemudian untuk harga beras, dibandrol dengan harga antara Rp 40 ribu hingga Rp 51 ribu per kemasan 5 kilogram. Lalu minyak goreng 1,8 liter seharga Rp 21 ribu, telur Rp 17 ribu per kilogram, bawang merah Rp 19 ribu per kilogram.
Sembako di warung ini bisa dibeli masyarakat umum maupun pedagang. Namun untuk pedagang, dilarang mengambil keuntungan lebih dari Rp 2.500 jika dijual kembali. Untuk menjaga distribusi tepat sasaran, Pemkot Malang akan melakukan pengawasan ketat kepada penerimanya.
Adapun cara pembeliannya, pedagang cukup menunjukkan KTP ke petugas di Warung Tekan Inflasi. Namun untuk masyarakat umum bisa langsung membeli tanpa syarat. Saat ini, warung sembako murah itu ada di 3 lokasi yakni di Pasar Dinoyo, Pasar Blimbing dan Pasar Besar Kota Malang.
BACA JUGA: Berita tugumalang.id di Google News
Reporter: M Sholeh
editor: jatmiko