Tugumalang.id – Data sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang per Rabu 8 Desember 2021, korban jiwa akibat erupsi Gunung Semeru bertambah menjadi 39 orang. Sebanyak 13 di antaranya tanpa identitas.
Dari 39 korban tersebut, 27 orang ditemukan di Kecamatan Pronojiwo, baik di lokasi pertambangan pasir Curah Kobokan hingga di rumah mereka. 12 lainnya ditemukan di sisi Kecamatan Candipuro. Penemuan jenazah ini termasuk dari laporan 27 orang yang hilang.
Lebih lanjut, proses pencarian masih terus dilakukan dengan melibatkan tiga tim SRU gabungan dari BPBD, TNI, Polri, dan Basarnas. Mereka disebar di Kajar Kuning, Curah Kobokan, Tambang Pasir H Satuhan, Kebondeli, Kampung Renteng, dan sekitar Jembatan Gladak Perak.
Status gunung tertinggi di Pulau Jawa ini masih pada level II waspada. Hingga saat ini, guguran awan panas dan getaran banjir masih terdeteksi melalui seismograf PGA Gunung Sawur.
Komandan Posko Tanggap Darurat Bencana Semeru, Kol Inf Irwan Subekti mengungkapkan proses pencarian korban masih akan dilanjutkan hingga setidaknya dalam sepekan ini.
”Kami diberi waktu satu minggu untuk melakukan pencarian secara optimal,” kata Irwan.
Dia menambahkan, pencarian korban berfokus di dua dusun yaitu Kampung Renteng dan Curah Kobokan, di mana dua dusun tersebut merupakan wilayah terdampak parah dan dilaporkan masih banyak korban jiwa.
Dalam prosesnya nanti, pihaknya akan mencari informasi dari warga yang mengenal para korban sehingga proses pencarian lebih efektif.
Saat ini, cuaca di Gunung Semeru sering hujan sehingga menghambat pencarian. Selain itu, situasi di lereng semeru masih belum benar-benar aman sehingga butuh kewaspadaan tinggi.
”Selain itu pencarian juga dihadapkan dengan medan lokasi yang mana endapan material vulkanik masih panas,” jelasnya.
Reporter: Ulul Azmy
Editor: Lizya Kristanti