MALANG, tugumalang.id – Universitas Islam Malang (Unisma) kembali mengukuhkan Guru Besar (Gubes). Kali ini, Prof Dr Nour Athiroh Abdoes Sjakoer SSi MKes dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). Prof Nour Athiroh dikukuhkan sebagai Gubes Bidang Ilmu Biomedik.
Kepala Laboratorium Terpadu Unisma itu resmi diangkat menjadi profesor ke-18 dalam prosesi pengukuhan pada Sidang Terbuka Senat di Gedung Pascasarjana lantai 7 Unisma, Sabtu (30/9/2023).
Rektor Unisma Prof Dr H Maskuri MSi menyampaikan selamat atas pengukuhan salah satu dosen terbaiknya.
“Mudah-mudahan ilmunya bermanfaat dan semakin berkah pengabdiannya, semakin luas tanpa batas. Apalagi dilandasi dengan nilai agama yang kuat, spirutalitas yang kokoh, tentu akan menjadi sebuah mutiara indah,” ujarnya.
Terlebih, inovasi yang ditemukan sangat bermanfaat di bidang kesehatan dan lingkungan. Anti hipertensi menggunakan benalu teh dan benalu mangga. “Ini temuan luar biasa dan kebanggaan Unisma yang mendukung prodi Pendidikan Doktor yang distingsinya adalah pengembangan herbal,” sambungnya.
Ciri seorang ilmuan, tambah Maskuri, sebagaimana digambarkan dalam Al-Qur’an di antaranya adalah menjaga keseimbangan hidup dan memberikan manfaat besar, termasuk bagi kesehatan dan kehidupan manusia.
Sebab itu, berbagai karya ilmiah dan inovasi terus didorong sampai pada hilirisasi. Ini selaras dengan tekad Unisma menjadi perguruan tinggi papan atas yang selalu berkontribusi besar pada bangsa dan negara dibawah naungan Nahdlatul Ulama.
Dalam waktu dekat, akan ada beberapa guru besar lagi untuk dikukuhkan dari Fakultas Pertanian dan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
“Insyaallah akan segera disusul profesor-profesor baru. Saat ini kita memiliki 20 guru besar maka harapan kami dalam kurun waktu dekat akan bertambah 10-15 guru besar di tahun 2023/2024,” tegasnya.
Baca Juga: Langkah Unisma Respon Program Percepatan Guru Besar
Untuk mendukung target itu, Unisma telah membentuk tim percepatan guru besar baik dari sisi penilaian angka kredit maupun karya ilmiah yang bereputasi internasional. Potensinya sangat besar, ada sekitar 60 orang yang didorong segera meraih gelar gubes.
“Semua tim yang bergerak jadi dosen-dosen itu sekarang tinggal menyiapkan kontennya saja dan juga menghimpun dokumen-dokumen yang memang diperlukan untuk kepengurusan jabatan lektor ke lektor kepala, itu prioritas, dan lektor kepala ke guru besar,” urai Maskuri.
“Maka yang mengambil doktor segera untuk mengurus, jangan lama-lama karena kita punya prinsip gercep, gerak cepat dan GPL, ga pakai lama, lagi untuk segera menjadi gubes,” tukasnya.
Sementara itu, dalam orasi ilmiahnya, Prof Prof Nour Athiroh membawakan judul “Inovasi Sediaan Kombinasi Benalu Teh dan Benalu Mangga sebagai Antihipertensi dalam upaya Kemandirian Kesehatan (Studi Pre-Klinik)”.
Pengobatan hipertensi, kata dia, umumnya membutuhkan waktu yang panjang. Oleh karena itu, diperlukan alternatif lain dalam menanganinya dengan menyeimbangkan antioksidan tubuh.
“Penelitian kombinasi daun benalu teh dan daun benalu mangga berpotensi sebagai obat-obatan untuk menyenbuhkan berbagai penyakit seperti antikanker dan hipertensi. Masing-masing memiliki senyawa aktif sebagai antioksidan dan dapat menurunkan kolesterol, trigliserida dan meningkatkan kadar HDL,” paparnya.
Untuk menghasilkan suatu sediaan inovasi benalu teh dan benalu mangga memerlukan waktu sekitar 10 tahun melakukan riset. Telah dilakukan uji pre-klinik meliputi uji invitro, invivo, toksisitas dan uji In-Silico.
Pada 2023, dilakukan uji klinik ke responden hipertensi dan telah mendapatkan surat laik etik dari KEPK RSI Unisma. “Harapannya hasil riset ini siap menuju hilirisasi dan komersialisasi bersama DUDI untuk mewujudkan Unisma sebagai Entrepreneur University,” tutup Prof Nour Athiroh yang juga mantan Ketua LPPM Unisma itu.
BACA JUGA: Berita tugumalang.id di Google News
Reporter : Feni Yusnia
editor: jatmiko