MALANG – Kepala Laboratorium Terpadu dan Halal Center Universitas Islam Malang (Lab THC Unisma), Hj Novi Arfarita SP MP MSc PhD menjabarkan, bahwa strategi penguatan wisata halal dapat dimulai dengan adanya pendampingan resto hotel. Hal ini dikarenakan, resto hotel kerap menjadi jujugan pertama para wisatawan ketika berwisata ke Kota Malang.
Menurut Novi, wisata halal memiliki 2 konsep utama. Pertama, sebuah bentuk ketaatan yang digambarkan sebagai cara untuk menghargai keagungan ciptaan Tuhan.
Kedua, kegiatan memenuhi kebutuhan ekonomi. Karenanya, parameter wisata halal harus memenuhi kriteria material maupun spiritual.
“Termasuk, ketersediaan layanan dan infrastruktur yang memenuhi kriteria wisatawan muslim,” kata dia saat menjadi pembicara dalam Seminar Nasional yang digelar oleh Universitas Negeri Malang (UM) bertajuk ‘Literasi Jaminan Produk Halal dalam Pengembangan Ekonomi Pariwisata Halal Indonesia’, Selasa (08/03/2022).
Di samping itu, selama 3 tahun terakhir, Halal Center dari 5 perguruan tinggi di Malang juga turut mendukung program wisata halal Pemerintah Kota Malang melalui beberapa strategi.
Yakni mulai dari pembentukan Konsorsium Halal Center perguruan tinggi, menjalin kerjasama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) dan Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPM MUI).
Kemudian, Koordinasi Pendampingan dengan Pemerintah Kota Malang maupun Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar).
“Juga Workshop Sistem Jaminan Halal (SJH) di 100 dari total 112 hotel yang terdata, kemudian Output Workshop meliputi dokumen SJH 40 hotel, resto dan katering. Pembagian Accompaniment oleh 5HC (2019) dan Kelanjutan Accompaniment 2020 (Disporapar sebagai Koordinator),” jelas dosen yang juga Ahli di Bidang Mikrobiologi dan Bioteknologi Pertanian dari Unisma ini.
Untuk itu, pihaknya merekomendasikan agar adanya penguatan Wisata Halal di Kota Malang dapat dikuatkan dengan hadirnya himbauan pemerintah tentang pariwisata halal untuk melihat bagaimana pihak hotel melaksanakan komitmen tersebut secara simultan.
Serta, komitmen perusahaa untuk menentukan branding pengusaha yang dibangun oleh citra segmen pasar hingga adanya peraturan pemerintah tentang kewajiban memiliki status kehalalan produk unggulan.
“Juga agar supply chain, terutama unggas dan daging halal segera dipenuhi. Sebab, pada akhirnya, jika berbicara mengenai halal adalah tentang kejujuran dan kebaikan, yang pada akhirnya akan meningkatkan nilai dan produktifitas hidup sebagai seorang muslim,” paparnya.
Reporter: Feni Yusnia
editor: jatmiko
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugumalangid , Facebook Tugu Malang ID ,
Youtube Tugu Malang ID , dan Twitter @tugumalang_id