MALANG, Tugumalang.id – Bakso biasanya disantap dengan menggunakan saus tomat, sambal, dan kecap. Namun di Bakso Gatrem Cak Pri ada yang berbeda. Mereka juga menyediakan saus kacang untuk cocolan.
Bakso disajikan dengan saus kacang sekilas terkesan aneh. Tetapi, keduanya ternyata cukup harmonis saat disantap bersamaan. Perpaduan keduanya ini lalu membuat Bakso Gatrem Cak Pri laris manis hingga saat ini.
Bagi yang belum tahu, Bakso Gatrem Cak Pri memiliki dua outlet yang jaraknya tak terlalu berjauhan. Outlet pertama berada di Jalan Raya Wagir, Desa Kebonagung, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang. Outlet ini berada tepat di samping Pabrik Gula Kebonagung.
Outlet kedua Bakso Gatrem Cak Pri berada di Jalan Satsui Tubun, Kelurahan Gadang, Kecamatan Sukun, Kota Malang. Lokasi ini hanya berjarak sekitar 50 meter dari pertigaan Kacuk.
Kedua outlet Bakso Gatrem Cak Pri tak pernah sepi pengunjung. Selain saus kacang yang menjadi daya tarik utama, harga Bakso Gatrem Cak Pri terbilang cukup murah. Satu mangkuk bakso berisi mie suun, tiga butir bakso, tahu, siomay, dan gorengan hanya dibanderol seharga Rp 10 ribu.
Rasanya pun tidak usah diragukan. Kuahnya gurih dan ringan sehingga tidak menciptakan perpaduan rasa yang aneh jika bercampur dengan saus kacang yang gurih dan manis. Tekstur baksonya kenyal dan lembut sehingga mudah digigit.
Baca Juga: Wenak Pol, 5 Warung Bakso Khas Malang yang Patut Dicoba
Terinspirasi dari penjual siomay
Supriono (55) adalah sosok di balik Bakso Gatrem Cak Pri yang unik ini. Warga Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang ini menambahkan saus kacang pada baksonya karena terinspirasi saus yang digunakan oleh penjual siomay.
Suatu hari, ia bertanya kepada pedagang siomay keliling apa saja bahan yang digunakan untuk membuat saus kacang. Sekitar dua tahun setelah ia memulai bisnis Bakso Gatrem Cak Pri, yakni di tahun 2007, ia menambahkan saus kacang di baksonya.
“Ternyata alhamdulillah rame,” ujar Pri saat ditemui di rumahnya beberapa waktu lalu.
Menurutnya, modal untuk membuat saus kacang ini tidak sedikit. Dalam sehari, ia membutuhkan enam kilogram saus kacang yang terbuat dari tiga kilogram kacang tanah, sejumlah besar bawang merah, bawang putih, dan bahan lainnya.
Akibat tingginya modal untuk membuat saus kacang ini, ia sempat berhenti membuat saus kacang. Namun, ternyata ini membuat daya tarik Bakso Gatrem Cak Pri menurun. Omzetnya pun anjlok hingga 50 persen.
“Saya pikir apa gara-gara bumbu kacang. Akhirnya saya pakai bumbu kacang lagi. Saya uploadi di Facebook bahwa Bakso Gatrem mulai ada bumbu kacangnya lagi. Alhamdulillah rame lagi,” kata Pri.
Efek dari saus kacang ini membuat Pri kebanjiran pelanggan. Omzetnya pun naik 100 persen. Ia juga berhasil bertahan di tengah pandemi COVID-19.
Meski ia harus merogoh kocek lebih untuk membuat saus kacang, namun ia mendapatkan omzet tinggi sehingga keuntungan yang didapat pun ikut tinggi. Kini, ia berhasil menjual ratusan mangkuk bakso setiap harinya.
Belajar membuat bakso sejak kecil
Sejak lulus SD, Pri tidak melanjutkan pendidikan formal. pria yang berasal dari Kecamatan Kalipare, Kabupaten Malang ini merantau ke Lampung untuk belajar membuat bakso bersama pamannya. Selama dua tahun ia membantu pamannya berjualan bakso meski tanpa digaji.
Baca Juga: Makan Sekaligus Uji Nyali di Bakso Pocong Lawang
Ia kemudian kembali ke Kabupaten Malang dan membantu kakaknya berjualan di Desa Landungsari, Kecamatan Dau selama delapan tahun. Selama itu, ia menabung untuk mengumpulkan modal.
Hingga akhirnya ia mulai berjualan bakso keliling dengan modal hanya Rp 1 juta. Meski modalnya terbatas, ia bisa berjualan dengan lancar. Bahkan, bisnisnya berkembang dan memiliki tiga gerobak bakso.
“Tapi setelah saya kalkulasi, ternyata salah manajemen. Akhirnya gitu-gitu saja (tidak berkembang lagi),” kata Pri.
Ia pun mendonasikan semua gerobak baksonya dan memulai lagi dengan membuka warung bakso. Pada saat itu, ia tidak memiliki karyawan. Semua proses mulai dari belanja, masak, hingga melayani pembeli ia lakukan sendiri.
“Kemudian saya kepikiran dikasih saus kacang itu. Alhamdulillah meledak (ramai),” tutur Pri.
Suasana warung gayeng dan tentrem
Gatrem merupakan singkatan dari gayeng tentrem. Nama ini dipilih karena Pri bisa menciptakan suasana yang gayeng dan tentrem di warungnya.
Saat masih ikut berjualan di warung, Pri sering mengajak ngobrol pelanggannya yang kebanyakan adalah karyawan pabrik dan pelajar. Obrolan mereka seringkali berjalan seru dan membuat pelanggan nyaman untuk mampir ke sana.
“Dulu memang sebelum punya karyawan, saya nunggu sendiri. Saya ngomong bukan tentang jualan saja. Banyak anak sekolah yang datang dan saya anggap mereka kayak anak sendiri,” ujar pria kelahiran 1969 ini.
BACA JUGA: Berita tugumalang.id di Google News
Reporter: Aisyah Nawangsari Putri
editor: jatmiko