MALANG – Pesona Gunung Bromo tak pernah ada habisnya. Kawasan wisata yang berada di Jawa Timur ini selalu punya cara untuk menarik hati para wisatawan. Apalagi pemandangan dan hawa sejuknya selalu bikin betah berlama-lama. Bahkan, bisa jadi obat healing dari rasa penat.
Tak heran, banyak kafe dan tempat nongkrong terus bermunculan di sekitar kawasan ini dengan ciri khas yang berbeda. Mulai dari yang bergaya klasik hingga berkonsep desa wisata. Berikut rekomendasi tiga cafe di sekitar kawasan Bromo yang bisa masuk daftar liburanmu ya!
1. De Potrek Bromo
Mengandalkan nuansa alami di Kawasan Bromo Tengger Semeru, kafe ini bisa menjadi pilihan terbaikmu yang ingin mengistirahatkan pikiran dan tubuh sejenak dengan menikmati pemandangan yang sejuk sambil menikmati secangkir kopi sembari duduk di indoor maupun outdoor.
Berlokasi di Dusun 2, Sapikerep, Sukapura, Probolinggo, Jawa Timur, kafe ini juga menjadi tempat yang asyik untuk bersantai karena memiliki banyak menu makanan serta minuman, dan harganya relatif terjangkau.
2. Shelter Kopi Bromo
Kafe sederhana yang berada di jalan menuju puncak Gunung Bromo dari Probolinggo ini mengusung konsep yang unik. Selain pemandangan alam yang disuguhkan, Shelter Kopi Bromo juga menawarkan menu Kopi Bromo Tengger, terbuat dari biji kopi yang dibudidayakan langsung di Desa Sapi Kerep. Apalagi, camilan pendamping kopinya juga beragam.
3. Hulun Hyang Cafe di Taman Edelweiss Wonokitri
Hulun Hyang Cafe yang terletak di Desa Wisata Edelweiss Desa Wonokitri, Tosari, Kabupaten Pasuruan ini bak paket komplit. Tak hanya menyuguhkan pemandangan pegunungan dan awan berkabut yang indah dan camilan yang terjangkau.
Tapi juga menawarkan keindahan bunga bunga-bunga Edelweiss yang dibudidayakan sendiri oleh warga sekitar, Suku Tengger Bromo. Apalagi, Taman Edelweiss ini menjadi taman satu-satunya wisata yang memiliki izin resmi dari Kementrian Lingkungan Hidup (KLH) untuk budidaya Bunga Edelweiss.
Hal tersebut disampaikan Ketua Kelompok Tani Hulun Hyang Desa Wisata Edelweiss Wonokitri Teguh Wibowo kepada wartawan saat ditemui Minggu (7/11/2021).

Karenanya, di taman edelwies pelancong bisa menyeruput kopi sembari belajar langsung tentang budidaya bunga yang merupakan simbol keabadian ini pada ahlinya.
“Selain itu, bibit ini juga bisa dibeli dengan harga mulai Rp 20 sampai Rp 50 ribu karena sudah berizin. Tapi kami jelaskan juga bahwa bunga ini merupakan tanaman endemik khas pegunungan jadi tidak bisa bertahan lama di waktu dan tempat tertentu. Sedangkan untuk warga sekitar sini kami gratiskan karena dipakai untuk keperluan keagamaan,” beber Teguh
Sebelumnya, desa wisata ini pada awalnya tidak ditujukan untuk menjadi tempat wisata. Hanya dikembangkan untuk keperluan warga sekitar saja. Khsusunya upacara keagamaan dan adat istiadat.
Lantas, Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) & datang memberikan bantuan dalam program sosial di Tahun 2019 untuk mempercantik lokasi itu menjadi Eko-Wisata baru di kawasan Bromo Tengger Semeru.
Sementara itu, Kepala KPw BI Malang Azka Subkhan mengatakan, KpW BI Malang memberikan bantuan Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) dan fasilitasi pengembangan pariwisata kepada Kelompok Tani (Poktan) Hulun Hyang Taman Edelweiss sejak tahun 2019.
“Kami beri juga pelatihan. Seperti pelatihan pembuatan makanan khas dan oleh-oleh, pelatihan manajemen kafe, pelatihan Art and Culture Tourism yang meliputi photo booth, foto spot dan time choice,” pungkasnya
Jadi, yang mana lokasi pilihanmu? Meski ketiga lokasi ini komitmen menyediakan sarana dan prasarana protokol kesehatan, namun jangan sampai abai saat asyik menikmati suasana ya.
Reporter: Feni Yusnia
Editor: Sujatmiko