Tugumalang.id – Sudah saatnya koperasi simpan pinjam melakukan transformasi bisnis dengan memanfaatkan teknologi, terlebih di era serba digital ini.
Kini, tak hanya perbankan yang menjadi kompetitor bagi koperasi simpan pinjam, melainkan juga financial technology yang memberikan solusi keuangan dengan syarat mudah dan biaya ringan.
Hal ini disampaikan oleh Syauqi Haris MKom, Konsultan IT Koperasi Tingkat Nasional dari Kota Malang yang dipercaya menjadi narasumber di Workshop Pengembangan Usaha Koperasi yang dilaksanakan pada Kamis (14/7/2022).

Workshop ini dilaksanakan di UPT Perpustakaan Proklamasi Bung Hatta, Kota Bukittinggi, Sumatera Barat. Kota ini merupakan tempat kelahiran Bung Hatta sebagai Bapak Koperasi Indonesia.
“Pada sektor simpan pinjam, koperasi masih berbasis pada interest based yang sudah ditinggalkan oleh perbankan dan beralih menjadi fee based. Pada saat yang sama, telah muncul financial technology yang menjadi ancaman bagi perbankan dan juga koperasi,” papar Syauqi.
Ia juga menyampaikan bahwa penggunaan IT berupa aplikasi manajemen keuangan akan membantu otomatisasi laporan keuangan. Berdasarkan data, hampir semua koperasi di Kota Bukittinggi masih menjalankan pembukuan secara manual.

Kata dia, pemanfaatan teknologi tak hanya akan berpengaruh pada kemudahan konsumen dalam menikmati layanan, tetapi juga mengurangi biaya produksi bagi koperasi.
“Koperasi membutuhkan jumlah pengelola yang besar karena sebagian besar pengelolaan koperasi simpan pinjam belum menggunakan teknologi,” jelas Syauqi.
Kata dia, ini menjadi kelemahan koperasi simpan pinjam, meskipun ada satu kelebihan yang mereka miliki yaitu fleksibilitas proses pemberian kredit.

Di samping penggunaan teknologi, Syauqi menyebut kerja sama antar koperasi simpan pinjam penting untuk dilakukan untuk memungkinkan adanya cross transaction.
“Selain memanfaatkan teknologi informasi, penting untuk membangun konglomerasi bisnis serta membangun jaringan kerja sama antar koperasi,” imbuhnya.
Jika koperasi tidak mau berubah mengikuti zaman, kata dia, maka bisnis yang dijalankan tidak akan bisa bersaing. Bisa jadi, koperasi akan mengalami kemunduran, bahkan kematian.
“Zaman sudah berubah. Koperasi harus melakukan transformasi bisnis ke arah konglomerasi tanpa meninggalkan jati dirinya,” kata Syauqi.
Dia menambahkan, koperasi di era digital ini harus memiliki pandangan bisnis yang maju dan berdaya saing tinggi. “Harus dilakukan perubahan cara pandang pelaku koperasi agar mempunyai visi bisnis dan pada saat yang sama melakukan modernisasi manajemen, inovasi, dan kreativitas dalam menangkap peluang bisnis,” tutur Syauqi.
Terakhir, Syauqi yang memiliki sertifikat Dewan Pengawas Syariah Koperasi ini, juga menyampaikan langkah-langkah praktis bagi koperasi simpan pinjam konvensional untuk secara bertahap menuju ke sistem koperasi syariah.(ads)
Reporter: Aisyah Nawangsari
Editor: Lizya Kristanti
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugumalangid , Facebook Tugu Malang ID ,
Youtube Tugu Malang ID , dan Twitter @tugumalang_id