MALANG, Tugumalang.id – Sebagai perguruan tinggi bisnis, rupanya STIE Malangkucecwara (ABM) tak hanya berhasil meluluskan ribuan sarjana ekonomi, namun juga memperkuat konektivitas lintas negara di tengah gempuran arus globalisasi.
Peningkatan konektivitas lintas negara ini dijembatani oleh program Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA). “STIE Malangkucecwara merupakan satu-satunya perguruan tinggi yang tidak punya fakultas ilmu budaya tapi punya program BIPA, ini kepercayaan yang luar biasa,” ujar Ketua STIE Malangkucecwara, Drs Bunyamin MM PhD.
Beni melanjutkan, pihaknya selalu membuka diri untuk menyambut mahasiswa dari beragam latar belakang budaya yang ingin belajar di STIE Malangkucecwara.
Baca Juga: STIE Malangkucecwara Bekali Calon Lulusan Melalui Sharing Bersama Alumni
Baginya, hal ini bukan hanya tentang meningkatkan rating institusi, tetapi juga membuka pintu kekayaan budaya, peluang kolaborasi, dan memperkuat pertukaran ilmu pengetahuan serta pengalaman dengan seluruh civitas akademika.
Sebut saja Universitas Kajian Internasional Kanda atau Kanda University of International Studies Jepang. Kampus ini telah berkali-kali mengirimkan mahasiswanya untuk belajar tentang culture studies di STIE Malangkucecwara.
Bentuk kerjasamanya dituangkan dalam MoU yang disepakati sejak tahun 2010 lalu. Diantaranya Program Intensif BIPA selama satu bulan. Dalam program ini sejumlah mahasiswa dari Kanda University belajar Bahasa Indonesia di STIE Malangkucecwara. Demikian sebaliknya, mahasiswa ABM juga belajar Bahasa Jepang Kanda University.
Baca Juga: STIE Malangkucecwara Bekali Calon Lulusan Melalui Sharing Bersama Alumni
Terbaru, ada 23 mahasiswa asal Kanda University yang mengikuti Program Sakura di bulan Februari 2023. Kemudian ada 9 mahasiswa Kanda University lagi di Program Hanabi yang disambut kedatangannya di awal bulan Agustus 2023 bersama dua mahasiswa BIPA Khusus.
Program Sakura dan Program Hanabi merupakan program intensif pembelajaran bahasa dan budaya Indonesia bagi penutur asing (BIPA) sselama satu bulan.
Selain bahasa, mahasiswa asing ini juga belajar tentang kebudayaan daerah, khususnya di Malang Raya. Mulai dari tempat bersejarah, membatik hingga kuliner.
Selain Jepang, program BIPA juga terus berjalan secara berkelompok maupun privat dengan perguruan tinggi di banyak negara seperti Arab, Asia, dan sebagainya.
“STIE Malangkucecwara mendapatkan alokasi mahasiswa asing yang cukup banyak dibandingkan perguruan tinggi yang skalanya jauh lebih besar. Ini adalah kepercayaan dari pemerintah kita kepada institusi khususnya untuk mengelola mahasiswa asing di kampus kita,” lanjutnya.
Sementara itu, Direktur Indonesian Studies Program (ISP) ABM, Suprapti SPd MPd menambahkan pihaknya terus mengenalkan program BIPA ke berbagai negara. Pihaknya juga membantuk Malangkucecwara International Culture Centre (MICC) untuk mendukung program ISP.
Sedangkan jenis layanan pembelajaran yang diselenggarakan di ISP STIE Malangkucecwara antara lain, program BIPA Regular yakni program yang diperuntukkan bagi penutur asing yang tertarik belajar bahasa dan budaya Indonesia yang dilaksanakan secara rutin setiap tahun sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan.
Program BIPA Tujuan Khusus, program khusus untuk pemelajar asing yang ingin meningkatkan kemampuan bahasa Indonesianya dengan tujuan tertentu, misalnya untuk kepentingan pekerjaan, wisata, pendidikan, dan sebagainya.
Serta Program Kajian Keindonesiaan (Area Studies), program yang diselenggarakan bagi pemelajar asing yang ingin memahami fakta dan fenomena berbagai hal tentang Indonesia,
“Dari program-program itu kami sudah kerjasama dengan perguruan tinggi Thailand, kami juga menjalin kerjasmaa dengan univesritas di Vietnam. Sudah ada MoU. Kami juga membentuk MICC, ini sebagai bentuk mendukung prorgam BIPA yang ada di ABM,” terangnya.
Reporter: Feni Yusnia
Editor: Herlianto. A